Airlangga Hartarto Mundur, Begini Runmor Yang Beredar

Ketum Partai Golkar Airlangga Hartanto. Foto: Kabarindoneisa/golkar

KabarIndonesia.id – Terdapat beberapa runmor atau spekulasi yang beredar terkait alasan pengunduran diri Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

Salah satu rumor yang beredar adalah bahwa pengunduran dirinya dilakukan untuk menjaga soliditas partai di tengah persiapan transisi pemerintahan pasca Pilpres 2024.

Dikatakan bahwa Airlangga ingin memastikan Partai Golkar tetap kuat dan tidak terpecah menjelang perubahan kepemimpinan nasional.

Selain itu, ada juga spekulasi bahwa tekanan internal dalam partai dan dinamika politik yang intens menjelang pemilu serta pengumuman kabinet baru menjadi salah satu faktor pendorong keputusan ini.

Airlangga disebut ingin menghindari konflik lebih lanjut di dalam partai dengan mengundurkan diri.

Tidak ada konfirmasi resmi mengenai adanya tekanan politik dari Presiden Jokowi atau presiden terpilih Prabowo Subianto terkait pengunduran diri Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar.

Namun, spekulasi tentang kemungkinan adanya pengaruh dari kekuatan politik eksternal memang beredar.

Beberapa analis politik berpendapat bahwa keputusan Airlangga mungkin dipengaruhi oleh dinamika politik yang lebih luas, termasuk persiapan transisi pemerintahan dan konsolidasi kekuatan politik di kalangan elit partai. Namun, ini masih sebatas spekulasi tanpa bukti konkret.

Namun, hingga kini, Airlangga sendiri menyatakan bahwa pengunduran dirinya adalah untuk menjaga integritas partai dan mengarahkan Golkar pada transisi yang lebih baik menuju pemerintahan baru.

Berdasarkan informasi yang ada, beberapa nama yang menjadi kandidat kuat untuk mengisi posisi Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Golkar setelah pengunduran diri Airlangga Hartarto antara lain adalah Agus Gumiwang Kartasasmita, yang saat ini menjabat sebagai Menteri Perindustrian.

Selain itu, Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi, juga disebut sebagai calon potensial yang akan menggantikan posisi ini.

Rapat pleno yang akan menentukan Plt Ketua Umum ini dijadwalkan pada 13 Agustus 2024, dan kemungkinan akan memilih salah satu dari 13 Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Golkar.

Nama-nama lain seperti Kahar Muzakir juga disebut-sebut sebagai kandidat, namun keputusannya akan bergantung pada hasil rapat pleno tersebut.

Kahar saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kepartaian di Golkar. Usulan ini muncul setelah Airlangga mengundurkan diri dari posisinya.

Berdasarkan aturan internal partai, posisi Plt biasanya diberikan kepada Koordinator Bidang Kepartaian, yang dalam hal ini dipegang oleh Kahar Muzakkir

Kahar Muzakkir adalah seorang politisi senior Partai Golkar yang memiliki pengalaman panjang dalam dunia politik.

Ia dikenal sebagai figur yang berpengaruh di internal partai, terutama dalam menjaga stabilitas dan konsolidasi di antara kader-kader Golkar.

Nama Kahar sering muncul dalam konteks peran-peran strategis di partai, meskipun ia tidak selalu tampil di panggung utama.

Dia dikenal sebagai salah satu tokoh yang memiliki hubungan baik dengan berbagai faksi di Golkar, menjadikannya sosok yang dihormati di kalangan internal partai.

Pernyataan Resmi Airlangga Hartarto

Airlangga Hartarto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada 10 Agustus 2024.

Keputusan ini diumumkan melalui sebuah pernyataan resmi di mana Airlangga menyatakan bahwa pengunduran dirinya dilakukan untuk menjaga keutuhan dan soliditas Partai Golkar, terutama dalam menghadapi transisi pemerintahan yang akan datang setelah pemilihan presiden 2024.

“Selamat pagi para kader Golkar yang saya cintai. Saya Airlangga Hartarto, setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan bismillahirahmanirrahim serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Golkar,” ujar Airlangga.

Dalam pernyataannya, Airlangga juga menyebutkan bahwa partai akan segera menyiapkan mekanisme organisasi sesuai dengan AD/ART yang berlaku, termasuk penunjukan ketua sementara dan persiapan untuk mengadakan musyawarah nasional luar biasa.

“Partai politik adalah pilar demokrasi kita. Indonesia adalah negeri besar. Kita harus memastikan bahwa demokrasi kita terus berjalan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Partai Golkar sejauh ini sudah menjadi kebanggaan kita semua serta menjadi kekuatan terdepan demokrasi Indonesia,” ucapnya.

Pengunduran diri ini juga dikaitkan dengan fokusnya pada tantangan ekonomi nasional dan global yang semakin kompleks.  (*)

Editor: Hendra Arthur