Akhir Kabinet Jokowi-Ma’ruf: Sidang Terakhir Sebagai Refleksi dan Transisi

residen Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pengantar pada Sidang Kabinet Paripurna di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara, Provinsi Kalimantan Timur.

KabarIndonesia.id — Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin memimpin Sidang Kabinet Paripurna terakhir dari Kabinet Indonesia Maju di Istana Garuda, Ibu Kota Nusantara (IKN), Provinsi Kalimantan Timur. Sidang ini diadakan untuk memberikan apresiasi kepada seluruh anggota kabinet sekaligus menyampaikan instruksi terakhir menjelang berakhirnya masa pemerintahan pada 20 Oktober 2024.

Dalam pengantarnya, Presiden Jokowi mengekspresikan rasa terima kasih yang mendalam kepada para anggota kabinet atas dedikasi dan kerja keras mereka dalam menjalankan pemerintahan. Beliau menyatakan, “Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kerja keras, dedikasi dari Bapak-Ibu semuanya dalam menjalankan pemerintahan, dalam melaksanakan program dan visi presiden dan wakil presiden, dalam menghadapi berbagai tantangan-tantangan yang ada.” Pernyataan ini mencerminkan rasa syukur sekaligus pengakuan atas kontribusi anggota kabinet selama satu dekade yang penuh tantangan.

Presiden Jokowi kemudian mengingatkan pentingnya dukungan penuh terhadap pemerintahan baru yang akan dipimpin oleh Presiden Terpilih, Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto. Dalam konteks transisi ini, beliau menekankan bahwa penyelesaian program kerja yang sedang berlangsung menjadi prioritas utama. “Segera tuntaskan di bulan terakhir ini program kerja utama yang sudah dimulai,” ujarnya, menandaskan pentingnya administrasi dan pertanggungjawaban sebelum akhir masa jabatannya.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi menggarisbawahi perlunya dukungan terhadap program-program yang akan dijalankan oleh Presiden Terpilih, serta memastikan efektivitas transisi pemerintahan. Ia menekankan pentingnya penyusunan regulasi dan kebijakan baru secara cepat agar pemerintahan yang baru dapat berjalan dengan optimal setelah dilantik. “Jika diperlukan regulasi baru, jika diperlukan perumusan-perumusan kebijakan yang harus segera dibuatkan, segera dibuat dan segera diselesaikan,” imbuhnya.

Dalam sidang tersebut, Presiden juga mengingatkan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi dan sosial selama masa transisi. “Kita butuh stabilitas untuk tetap tumbuh, kita butuh stabilitas untuk melakukan pembangunan,” tegasnya, seraya berharap agar tidak terjadi gejolak yang dapat mengganggu proses transisi pemerintahan.

Mengakhirinya, Presiden Jokowi menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh anggota kabinet atas segala kekurangan yang mungkin terjadi selama sepuluh tahun kepemimpinannya. Dalam nada yang tulus, ia berkata, “Jika dalam sepuluh tahun ini ada hal-hal yang dirasa kurang berkenan dalam berinteraksi, dan ada hal yang kurang maksimal, sekali lagi saya ingin mohon maaf yang sebesar-besarnya.”

Sidang Kabinet Paripurna ini tidak hanya menjadi momen refleksi bagi Kabinet Indonesia Maju, tetapi juga sebagai persiapan bagi estafet kepemimpinan yang akan dilanjutkan oleh pemerintah baru. Dengan demikian, pertemuan ini menjadi simbol transisi yang diharapkan dapat membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih baik di bawah kepemimpinan yang akan datang.