KabarIndonesia.id — Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi (KDM), mengungkapkan rencana mengalihkan sebagian dana operasional tahunan Pemprov Jabar untuk Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati sebesar Rp60 miliar sebagai subsidi penerbangan Susi Air. Langkah ini diyakini menjadi strategi konkret untuk menghidupkan kembali aktivitas penerbangan di Kertajati.
“Tadi Bu Susi (Pudjiastuti) nanya biaya operasional per tahun, saya bilang sekitar Rp60 miliar. Hari ini saya sampaikan, Bu Susi menawarkan agar dana itu digunakan untuk mensubsidi penerbangan di Kertajati,” ujar Dedi di Bandung, Jawa Barat, Rabu.
Subsidi tersebut direncanakan mendukung lima rute: Cilacap–Kertajati, Purwokerto–Purbalingga–Kertajati, Semarang–Kertajati, Yogyakarta–Kertajati, dan Tasikmalaya–Kertajati.
“Yang penting penumpang masuk ke Kertajati. Saya bersama Bu Susi memutuskan, Susi Air kembali terbang di Kertajati dengan lima rute itu. Sebelum membangun yang besar, kita mulai dulu dari yang kecil,” kata Dedi.
Upaya ini menjadi bagian dari strategi penyelamatan Kertajati, yang kini difokuskan melayani penerbangan internasional khususnya haji dan umrah. Namun, Dedi mengakui terdapat kendala investasi besar yang belum dapat diatasi.
Selain itu, ia menyebutkan persoalan kru maskapai yang harus berangkat dari Jakarta ke Kertajati menambah beban operasional. “Kalau lewat jalur darat dengan pengawalan, butuh waktu empat jam. Sementara jam kerja pilot hanya sembilan jam. Jadi harus ada rute Halim–Kertajati dulu,” jelas Dedi.
Dari total Rp60 miliar dana operasional BIJB, sekitar Rp49 miliar diperkirakan bisa dialokasikan untuk subsidi penerbangan Susi Air.
Sementara itu, pemilik Susi Air, Susi Pudjiastuti, optimistis lima rute harian tersebut dapat menjadi pemicu kedatangan maskapai besar ke Kertajati. “Kalau sehari ada lima penerbangan, maskapai besar pasti akan ikut masuk. Kalau sekarang, orangnya tidak ada yang datang,” ungkap Susi.
Menurut Susi, rute Halim–Kertajati diperuntukkan bagi kru maskapai besar, sedangkan rute lainnya sebagai moda pengumpan. Ia juga membuka kemungkinan menambah rute Pangandaran di masa depan. “Kalau dari lima kota itu masing-masing bawa enam penumpang, sudah ada 30 penumpang per hari. Pasti airline juga tidak terlalu rugi untuk mulai masuk,” katanya.
Saat ini, penerbangan domestik dari dan menuju BIJB Kertajati resmi berhenti sejak 2 Juni 2025. Hal ini terjadi setelah Super Air Jet yang sebelumnya melayani rute Medan, Denpasar, dan Balikpapan menghentikan operasinya, menyusul keterbatasan armada dan rendahnya tingkat okupansi.
Meski demikian, Bandara Kertajati masih melayani satu penerbangan internasional ke Singapura dua kali seminggu, setiap Selasa dan Sabtu, oleh maskapai Scoot.