KabarIndonesia.id — Gunung Marapi yang terletak di Sumatera Barat mengalami erupsi signifikan pada pukul 11.56 WIB. Menurut laporan Pos Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi, erupsi ini ditandai oleh lontaran abu vulkanik yang mencapai ketinggian sekitar 300 meter dari atas puncak gunung. Teguh Purnomo, petugas PGA Marapi, mengkonfirmasi kejadian tersebut dan menjelaskan bahwa letusan kali ini disertai dengan lontaran abu vulkanik yang tebal.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal yang bergerak condong ke arah utara dan timur laut,” ungkapnya. Proses erupsi ini juga terekam dalam seismogram dengan amplitudo maksimum mencapai 3 milimeter dan berlangsung selama sekitar 1 menit 13 detik. Fenomena kemarin merupakan bagian dari peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Marapi, yang telah menunjukkan tanda-tanda erupsi dalam dua hari terakhir. Pada hari Sabtu, 14 September, gunung ini tercatat mengalami dua kali erupsi dan mengeluarkan 21 kali gempa hembusan.
Sejak tanggal 1 Juli 2024, status Gunung Marapi tetap pada Level II atau dalam keadaan waspada. Meski demikian, masyarakat yang tinggal di sekitar gunung atau pengunjung lainnya telah diimbau untuk tidak memasuki dan melakukan kegiatan di dalam radius 3 kilometer dari pusat aktivitas atau kawah Verbeck.
Selain itu, pihak berwenang juga memperingatkan warga yang tinggal di sepanjang lembah atau aliran bantaran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi untuk tetap waspada terhadap potensi ancaman bahaya lahar, terutama saat musim hujan. Langkah kewaspadaan ini diambil guna memastikan keselamatan masyarakat dan mencegah potensi bencana yang dapat ditimbulkan akibat erupsi vulkanik.
Dengan demikian, masyarakat diharapkan mengikuti arahan dan informasi terbaru dari pihak berwenang untuk menjaga keselamatan diri dan lingkungan mereka. Kejadian ini menegaskan pentingnya kewaspadaan terhadap aktivitas gunung berapi, yang dapat berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari masyarakat di sekitarnya.