KabarIndonesia.id — Google Doodle hari ini menampilkan beberapa foto kondisi bumi dalam memperingati hari bumi (Earth Day), Senin, (24/04).
Setiap tahun, masyarakat di seluruh dunia memperingati hari bumi (Earth Day) pada 22 April. Gerakan ini dilakukan sebagai pengingat akan pentingnya pelestarian dan keberlanjutan lingkungan, pendorong bagi setiap individu untuk bersatu dan mengambil tindakan yang konkret demi planet yang lebih sehat dan masa depan yang lebih cerah.
Sejarah Hari Bumi
Hari Bumi bermula dari kekhawatiran masyarakat di Amerika Serikat. Polusi yang awalnya dinilai sebagai bau kemakmuran karena banyaknya mobil yang dibuat saat itu.
Masa itu pun berubah menjadi masalah serius akibat konsumsi bahan bakar yang besar dan limbah industri yang tidak terkendali. Kesadaran masyarakat pun saat itu belum ada.
Puncaknya, pada tahun 1962, terbitlah buku “Silent Spring” karya Rachel Carson yang memicu kesadaran publik tentang bahaya polusi terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Hari Bumi pertama kali muncul dari Senator Gaylord Nelson, yang terinspirasi oleh gerakan mahasiswa yang menentang perang dan kekhawatiran akan lingkungan. Ia ingin menggabungkan energi dari protes mahasiswa dengan kesadaran masyarakat tentang polusi udara dan air.
Bersama dengan Denis Hayes, seorang aktivis muda, mereka mengorganisir acara pengajaran di kampus-kampus dan memilih tanggal 22 April sebagai Hari Bumi, yang kemudian menjadi perhatian nasional dan menarik perhatian seluruh negara.
Hari Bumi pertama kali diperingati pada tahun 1970, dimana 20 juta orang Amerika berpartisipasi dalam demonstrasi untuk menentang dampak negatif dari perkembangan industri yang telah meninggalkan dampak serius bagi kesehatan manusia. Disinilah Hari Bumi menjadi gerakan global menyuarakan perlindungan lingkungan dan kesehatan manusia.
Tema Hari Bumi 2024
Pada peringatan Hari Bumi 2024 mengangkat tema “Planet Vs. Plastics”. Tema ini diambil mengingat plastik tidak hanya sekedar masalah lingkungan hidup, tetapi juga menjadi ancaman besar terhadap kesehatan manusia, dan juga berdampak pada perubahan iklim.
Saat plastik terurai menjadi mikroplastik, plastik melepaskan bahan kimia beracun ke dalam sumber makanan dan air, lalu beredar melalui udara yang kita hirup.
Produksi plastik kini telah meningkat hingga lebih dari 380 juta ton per tahun. Lebih banyak plastik yang diproduksi dalam sepuluh tahun terakhir dibandingkan seluruh abad ke-20, dan industri ini berencana untuk tumbuh secara eksplosif dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.
Lebih dari 500 miliar kantong plastik dimana satu juta kantong per menit diproduksi di seluruh dunia pada tahun lalu. Banyak kantong plastik yang masa kerjanya hanya beberapa menit, diikuti dengan kehidupan setelah berabad-abad. Bahkan setelah plastik hancur, mereka tetap menjadi mikroplastik, partikel kecil yang meresap ke setiap ruang kehidupan di planet ini.
100 miliar wadah minuman plastik terjual tahun lalu di Amerika Serikat. Itu berarti lebih dari 300 botol per penduduk. Beberapa di antaranya akan diubah menjadi bangku taman; tidak satupun dari plastik tersebut akan dibuat menjadi botol plastik baru dan 95% dari seluruh plastik di AS tidak akan didaur ulang sama sekali. Bahkan 5% plastik yang didaur ulang mengalami “downcycling” menjadi produk berkualitas rendah atau dikirim ke negara-negara miskin untuk “didaur ulang”, sehingga permintaan terhadap plastik murni tidak berkurang.
Karena itu, melalui Hari Bumi 2024, Earthday.org menyuarakan pengurangan produksi plastik sebesar 60% plastik pada tahun 2040 dan tujuan akhir untuk membangun masa depan bebas plastik untuk generasi mendatang dengan cara:
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat luas akan kerusakan yang disebabkan oleh plastik terhadap kesehatan manusia, hewan, dan seluruh keanekaragaman hayati dan menuntut dilakukannya lebih banyak penelitian mengenai implikasi kesehatannya, termasuk dampaknya terhadap kesehatan. pengungkapan setiap dan seluruh informasi mengenai dampaknya kepada publik;
2. Dengan cepat menghapuskan semua plastik sekali pakai pada tahun 2030 dan mencapai komitmen penghapusan bertahap ini dalam Perjanjian PBB tentang Polusi Plastik pada tahun 2024;
3. Menuntut kebijakan untuk mengakhiri momok fast fashion dan banyaknya jumlah plastik yang diproduksi dan digunakan; dan
4. Berinvestasi pada teknologi dan material inovatif untuk membangun dunia bebas plastik.