KabarIndonesia.id — Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menegaskan pentingnya posisi netral ASEAN di tengah ketegangan global. Dalam kuliah umum bertajuk “Navigating a Changing World: ASEAN’s Path to Stability and Prosperity” di Universiti Malaya, Ibas menyampaikan bahwa ASEAN harus terus menjunjung nilai dasar netralitas, persatuan, dan saling menghormati sebagai kunci menjaga stabilitas kawasan.
“Kekuatan ASEAN terletak pada kemampuannya untuk bersatu dan bertindak sebagai jembatan antar kekuatan global demi menjaga stabilitas dan kemakmuran bersama,” ujar Ibas, Jumat (2/5/2025).
Menghadapi tekanan dari dinamika geopolitik seperti perang Rusia-Ukraina dan rivalitas Amerika Serikat–Tiongkok, Ibas mengatakan negara-negara Asia Tenggara tidak boleh terjebak untuk berpihak. Menurutnya, netralitas menjadi prinsip kunci bagi keamanan dan kemajuan ASEAN.
“Negara seperti Malaysia, Indonesia, kadang tertekan untuk memilih satu pihak. Tapi jawaban ASEAN adalah: Tidak, terima kasih. Kami tidak ingin memihak. Keamanan kami berasal dari persatuan dan netralitas,” tegasnya.
Ibas juga menekankan filosofi kebijakan luar negeri Indonesia yang mendambakan hubungan damai dengan semua negara. “Kami ingin sejuta teman dan nol musuh. A million friends and zero enemies. Artinya kami lebih memilih dialog dan kerja sama daripada konflik,” ucapnya.
Menurutnya, keberagaman ASEAN justru menjadi kekuatan utama untuk bertindak sebagai jembatan yang memfasilitasi dialog antar kekuatan besar dunia. “Ketika negara-negara ASEAN berbicara dengan satu suara, kita bisa menjadi pemain di meja, bukan hanya pion dalam permainan orang lain,” katanya.
Ibas menambahkan bahwa komitmen ASEAN terhadap multilateralisme dan penyelesaian damai telah memberikan kontribusi nyata terhadap stabilitas di Asia Tenggara. Ia menyerukan agar ASEAN tetap menjadi platform kerja sama, bukan arena kompetisi negara-negara besar.
Kuliah umum yang berlangsung di Auditorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universiti Malaya itu disambut hangat oleh civitas akademika. Prof. Dr. Yvonne Lim Ai Lian, Associate Deputy Vice-Chancellor, menyatakan bahwa kehadiran Ibas mencerminkan hubungan hangat Indonesia-Malaysia dan semangat kebersamaan ASEAN.
Sementara itu, Ketua Umum PPI Malaysia, Muhammad Zuhud, mengungkapkan rasa bangganya bisa mengikuti kuliah umum tersebut. “Kami dapat banyak insight dari Pak Ibas, terutama sebagai mahasiswa bisnis. Semoga kesempatan ini bisa dirasakan teman-teman mahasiswa ASEAN lainnya,” ujarnya.