KabarIndonesia.id — Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia memastikan seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah terdampak konflik antara India dan Pakistan dalam keadaan aman.
Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, menyampaikan bahwa Kedutaan Besar RI (KBRI) di New Delhi dan Islamabad telah menjalin komunikasi langsung dengan para WNI yang tinggal di kawasan terdampak, termasuk di wilayah Kashmir.
“KBRI Islamabad mencatat terdapat 74 WNI di wilayah yang diserang, sedangkan KBRI New Delhi mencatat sebanyak 11 WNI tinggal di Kashmir, dua di antaranya adalah anak-anak. Mayoritas WNI di kedua wilayah tersebut adalah yang menikah dengan warga setempat,” kata Judha dalam keterangan tertulis, Rabu (8/5) malam.
Kemlu RI juga mengimbau seluruh WNI yang tinggal di wilayah perbatasan India dan Pakistan agar tetap waspada, terus memantau perkembangan informasi, serta menghindari lokasi yang menjadi target konflik. WNI juga disarankan untuk tidak keluar rumah kecuali untuk urusan mendesak.
Bagi WNI yang membutuhkan bantuan, Kemlu menyediakan hotline KBRI Islamabad di +92 345 8571989 dan KBRI New Delhi di +91 76696 00082.
Desakan Indonesia untuk Perdamaian
Selain memastikan keselamatan WNI, Pemerintah Indonesia melalui akun X resmi @Kemlu_RI turut mendesak India dan Pakistan agar menahan diri serta mengedepankan dialog damai untuk menyelesaikan krisis yang meningkat.
Konflik terbaru meletus setelah India pada Selasa malam (6/5) menembakkan rudal ke beberapa kota di Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan.
Menurut juru bicara militer Pakistan, Letjen Ahmed Sharif Chaudhry, rudal India menghantam kota Bahawalpur, Muridke, Bagh, Muzaffarabad, dan Kotli. Menanggapi hal ini, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyebut serangan itu sebagai “aksi perang” dan berjanji akan memberikan “balasan setimpal.”
Sementara itu, Kedutaan Besar India di Jakarta dalam pernyataan resminya menyebut bahwa serangan rudal tersebut ditujukan secara spesifik pada kamp-kamp teroris yang telah dikenal, bukan sasaran sipil, ekonomi, atau militer Pakistan.
“Tindakan ini bersifat terfokus, tepat sasaran, dan diambil secara terukur serta bertanggung jawab untuk menghindari eskalasi lebih lanjut,” demikian pernyataan Kedubes India.
Ketegangan ini terjadi pascaserangan pada 22 April di Jammu dan Kashmir yang dikelola India, yang menewaskan sedikitnya 26 orang. Situasi ini memicu kekhawatiran global akan potensi eskalasi lebih lanjut antara dua negara bersenjata nuklir tersebut.