KabarIndonesia.id — Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menerima kunjungan Rektor Universitas Al Azhar Mesir, Prof Dr Salama Gomaa Daud, di Surabaya. Pertemuan ini bertujuan untuk menjajaki potensi kerja sama di berbagai bidang, terutama dalam pendidikan dan penyebaran paham moderasi serta toleransi.
Dalam pernyataannya, Rektor Al Azhar, Prof Dr Salama Gomaa Daud, menekankan pentingnya diskusi yang telah dilakukan mengenai kerja sama yang dapat dijalin antara Universitas Al Azhar dan Jawa Timur. “Ada banyak hal yang tadi kami bahas dengan Ibu Khofifah. Terkait kerja sama dan potensi-potensi apa yang bisa kita jalin antara Al Azhar dengan Jawa Timur dan Bu Khofifah,” ungkapnya.
Salah satu titik fokus dari pertemuan ini adalah mengenai beasiswa serta pelatihan-pelatihan yang bisa dilakukan secara kolaboratif antara kedua pihak. Di bawah kepemimpinan Khofifah, Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah menjalankan program pengiriman mahasiswa ke Universitas Al Azhar di Kairo, Mesir, yang dimulai sejak tahun 2019. Program ini mengirimkan 30 orang mahasiswa setiap tahunnya, yang terdiri dari guru diniyah dan santri, untuk mendapatkan pendidikan jenjang sarjana dengan beasiswa yang disediakan oleh Pemprov Jatim. Pada tahun keempat program ini, jumlah mahasiswa yang dikirim bahkan meningkat menjadi 33 orang.
Peningkatan jumlah penerima beasiswa ini mencerminkan upaya Khofifah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Jawa Timur. Ia berharap agar kuota mahasiswa yang dapat menempuh pendidikan di Al Azhar terus bertambah, meskipun jumlah kuota ini biasanya telah ditentukan oleh pemerintah pusat. Khofifah menyatakan, “Kami terbuka untuk siapa saja untuk bisa menimba ilmu di Al Azhar.”
Lebih dari sekedar program beasiswa, pertemuan ini juga membahas topik penting mengenai peran Al Azhar dalam penyebaran paham moderasi dan toleransi. Gubernur Khofifah mencatat bahwa Grand Syekh Al Azhar, Syekh Thayeb, memiliki konsen yang kuat terhadap isu-isu tersebut, terutama terkait dengan deradikalisasi dan pencegahan terorisme. Dalam kesempatan ini, mereka membahas rencana untuk menjalin kerjasama dalam penyebaran ajaran moderasi kepada masyarakat, khususnya anak-anak, melalui media yang menarik seperti majalah dan komik.
Menurut Khofifah, gerakan ini sangat strategis dan dapat diberdayakan melalui sinergi dengan kementerian terkait di Indonesia, agar dampaknya lebih luas. “Gerakan ini sangat strategis bahkan jika dikoordinasi langsung melalui pemerintah pusat dengan sinergi bersama kementerian pemberdayaan perempuan,” tambahnya.
Dalam pertemuan ini, Rektor Al Azhar juga tidak ragu untuk memberikan pujian kepada Khofifah sebagai seorang pemimpin. Ia menyatakan, “Beliau pemimpin luar biasa, tidak perlu diragukan lagi,” yang menggambarkan pandangannya terhadap kemampuan serta komitmen Khofifah dalam memajukan pendidikan dan mengembangkan sumber daya manusia di Jawa Timur.
Secara keseluruhan, pertemuan ini tidak hanya menjadi ajang pertukaran ide dan rencana kolaborasi, tetapi juga meneguhkan posisi Jawa Timur sebagai daerah yang proaktif dalam menjalin kerja sama internasional yang bermanfaat bagi masyarakatnya. Dengan harapan yang tinggi untuk masa depan, khidmat para pemimpin ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi generasi mendatang.