KabarIndonesia.id — Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) baru saja meluncurkan dua buku penting, yaitu “Cerita Tanah Ulayat Hari Ini” dan “Buku Saku Pendaftaran Tanah Ulayat”. Peluncuran ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat hukum adat di Indonesia. Dalam konteks yang lebih luas, kegiatan ini juga menandakan perhatian yang semakin meningkat terhadap isu hak tanah ulayat, yang merupakan bagian integral dari identitas budaya masyarakat adat.
Salah satu daya tarik dari buku “Cerita Tanah Ulayat Hari Ini” adalah ilustrasi pada sampul depan yang dihasilkan oleh seniman asal Cirebon, Saefudin. Lukisan tersebut menggambarkan rumah adat, hutan, dan perbukitan, mencerminkan simbolisme kehidupan masyarakat hukum adat. Saefudin menyatakan bahwa karyanya ini adalah bentuk apresiasi kepada Kementerian ATR/BPN yang telah melakukan upaya signifikan dalam menyertipikasi tanah adat yang menjadi sumber kehidupan bagi Masyarakat Hukum Adat (MHA).
Dalam acara peluncuran tersebut, Menteri ATR/Kepala BPN, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), turut memberikan pesan yang menegaskan komitmen pemerintah terhadap hak dan kesejahteraan masyarakat hukum adat. Dalam keterangan tertulisnya, AHY menyampaikan, “Terus perjuangkan hak dan kesejahteraan masyarakat adat di mana pun berada.” Pernyataan ini menjadi sorotan penting, mengingat tantangan yang dihadapi oleh masyarakat adat dalam memperjuangkan hak-hak mereka.
Buku “Cerita Tanah Ulayat Hari Ini” ditulis oleh tim penulis yang terdiri dari berbagai kalangan akademis, termasuk Prof. Dr. Kurnia Warman dan beberapa penulis lainnya. Buku ini tidak hanya berfungsi sebagai kumpulan data, tetapi juga menyajikan narasi komprehensif mengenai kondisi terkini tanah ulayat, serta tantangan yang dihadapi oleh masyarakat adat di seluruh Indonesia.
Buku ini diharapkan mampu memperkuat posisi masyarakat hukum adat dalam perjuangan hak-hak mereka di hadapan hukum negara. Kementerian ATR/BPN juga berharap bahwa buku ini dapat mempermudah proses pendaftaran dan sertifikasi tanah ulayat, yang merupakan langkah penting menuju pengakuan hak yang sah di mata hukum.
Peluncuran kedua buku ini bertepatan dengan penyelenggaraan International Meeting on Best Practices of Ulayat Land Registration in Indonesia and ASEAN Countries, yang merupakan konferensi internasional pertama di Indonesia yang membahas tentang pendaftaran hak atas tanah ulayat. Konferensi ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai negara, termasuk perwakilan lembaga internasional dan nasional yang berfokus pada isu-isu pertanahan serta masyarakat hukum adat.
Secara keseluruhan, hadirnya buku “Cerita Tanah Ulayat Hari Ini” dan “Buku Saku Pendaftaran Tanah Ulayat” diharapkan dapat menjadi landasan bagi peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan hak-hak masyarakat hukum adat, serta mendorong langkah nyata dalam memperjuangkan dan melindungi hak-hak tersebut di era modern ini. Kementerian ATR/BPN menunjukkan komitmen yang kuat dalam mendukung keberlanjutan kehidupan masyarakat hukum adat dan perlindungan atas tanah-tanah yang selama ini menjadi bagian dari identitas dan budaya mereka.