Memperkuat Gerakan Bangga Buatan Indonesia melalui Temu Bisnis Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) VIII

Temu Bisnis VIII Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) dengan tema Membangun Ekosistem Ekonomi Digital untuk Produk Lokal di Indonesia Convention Exhibition BSD Tangerang./Ist

KabarIndonesia.id — Pemerintah Indonesia menggelar acara bertajuk Temu Bisnis Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) VIII. Acara ini diselenggarakan dalam upaya memperkuat gerakan Bangga Buatan Indonesia di instansi-instansi pemerintah. Mengusung tema “Membangun Ekosistem Ekonomi Digital untuk Produk Lokal,” acara ini berfokus pada pengembangan produk lokal melalui pemanfaatan teknologi digital, dengan harapan agar produk dalam negeri mampu bersaing di pasar global.

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi, dalam sambutannya menekankan pentingnya belanja pemerintah yang berorientasi pada produk dalam negeri. “Semangatnya dari acara ini yaitu belanja pemerintah baik di pusat dalam hal ini kementerian serta lembaga, dan pemerintah daerah ini belanja-nya digunakan dengan membeli produk dalam negeri, produk buatan anak sendiri, kita tanamkan bangga buatan Indonesia,” ujarnya dalam acara yang berlangsung di ICE BSD, Kabupaten Tangerang.

Dalam laporan pembukaannya, Budi mengungkapkan target belanja produk dalam negeri oleh kementerian dan lembaga untuk tahun 2024 yang ditetapkan sebesar Rp778 triliun. Namun, per 14 September 2024, realisasi belanja tersebut baru mencapai Rp436,74 triliun, menyisakan dana sebesar Rp341,63 triliun yang diharapkan dapat dialokasikan untuk produk lokal sampai akhir tahun.

Budi juga menyoroti harapan dari Temu Bisnis P3DN VIII, yang digelar berkolaborasi antara Kemenkominfo dan Kementerian Pertanian, dalam menciptakan realisasi belanja produk dalam negeri senilai Rp186 triliun oleh 15 kementerian dan lembaga serta 10 provinsi dengan anggaran terbesar. Hal ini sejalan dengan visi pemerintahan ke depan di bawah kepemimpinan Presiden Terpilih, Prabowo Subianto, yang dikenal sebagai “Asta Cita 5.” Visi ini menekankan pada percepatan hilirisasi dan industrialisasi, serta peningkatan nilai tambah dalam negeri.

Budi menegaskan pentingnya program rutin yang mendukung dan mengenalkan produk lokal. “Program temu bisnis seperti ini perlu untuk dilanjutkan demi mewujudkan misi tersebut. Peningkatan pemakaian produk dalam negeri diharapkan dapat meningkatkan industrialisasi dan berkontribusi pada PDB (Produk Domestik Bruto) minimal sebesar 30 persen,” tutup Budi.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, menyampaikan bahwa Temu Bisnis P3DN VIII merupakan bagian dari program yang akan diwariskan kepada pemerintahan yang akan datang, sebagai upaya untuk memperkuat digitalisasi dalam pengadaan barang dan jasa di dalam negeri. Ia juga mengapresiasi kemajuan digitalisasi, di mana e-katalog yang awalnya hanya memiliki 50.000 item kini telah berkembang pesat menjadi 9,4 juta item.

“Di akhir pemerintahan ini, saya ingin evaluasi baik untuk teman-teman di pusat maupun daerah. Ini sangat membanggakan dan saya pikir ini akan menjadi satu legacy dari pemerintah saat ini dan akan diteruskan oleh pemerintahan yang akan datang,” ungkap Luhut.

Dengan demikian, temu bisnis ini tidak hanya menjadi sarana untuk mendorong penggunaan produk dalam negeri, tetapi juga sebagai langkah strategis dalam mempersiapkan ekosistem ekonomi yang tangguh melalui digitalisasi dan kolaborasi antar instansi.