Menlu Ungkap Keputusan Indonesia Gabung BRICS Tergantung pada Prabowo

Menlu RI Retno Lestari Priansari Marsudi

KabarIndonesia.id — Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, telah mengemukakan pandangannya mengenai kemungkinan Indonesia bergabung dengan BRICS. Dalam pernyataannya di hadapan Komisi I DPR RI, Retno menjelaskan bahwa keputusan ini sepenuhnya berada di tangan presiden terpilih, Prabowo Subianto. Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno mengungkapkan bahwa ia telah melakukan komunikasi dengan Prabowo mengenai isu ini.

Retno menjelaskan bahwa Indonesia telah beberapa kali diundang untuk bergabung dengan BRICS, terhitung sejak beberapa tahun lalu. Undangan tersebut termasuk saat Afrika Selatan menjabat sebagai tuan rumah dan Ketua BRICS. “Kami menyampaikan bahwa kami tengah mempelajari kemanfaatan ekonomi dari BRICS tersebut,” ujar Retno, menjelaskan langkah yang diambil oleh pemerintah untuk menganalisis potensi manfaat dari organisasi internasional ini.

BRICS sendiri adalah singkatan dari lima negara berkembang utama: Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Organisasi ini dikenal sebagai forum yang menampung kepentingan negara-negara berkembang terdepan di dunia dan berfungsi sebagai wadah kerjasama di berbagai bidang, termasuk ekonomi, politik, dan sosial.

Dalam rapat tersebut, Retno menegaskan bahwa keputusan untuk bergabung atau tidak dengan BRICS harus didasari oleh analisis yang mendalam mengenai kebermanfaatan ekonominya bagi Indonesia. “Keputusan yang diambil nanti akan sangat bergantung pada penilaian kita mengenai kemanfaatan ekonomi,” terang Retno.

Ia menekankan pentingnya memberikan masukan kepada presiden terpilih dan memastikan bahwa langkah yang diambil sejalan dengan kepentingan nasional. “Kami terus memberikan masukan kepada presiden terpilih mengenai masalah BRICS ini,” tambahnya.

Sebagai penutup, pernyataan Retno menunjukkan bahwa posisi Indonesia dalam BRICS tidak hanya merupakan keputusan politik, melainkan hasil dari pertimbangan strategis yang memperhatikan dampak ekonomi jangka panjang bagi negara. Dengan demikian, masyarakat Indonesia dan para pemangku kepentingan lainnya harus menanti dengan cermat keputusan yang akan diambil oleh pemerintahan Prabowo Subianto terkait isu ini.