KabarIndonesia.id — Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Hasto Kristiyanto, mengambil sikap hati-hati terkait pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie. Dalam konteks ini, Budi Arie mengemukakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) dalam era pemerintahan Prabowo. Menanggapi pernyataan tersebut, Hasto Kristiyanto menekankan pentingnya komitmen terhadap bangsa dan negara dalam penunjukan anggota Wantimpres.
Dalam sebuah wawancara pada hari Senin, 16 September 2024, Hasto mengungkapkan bahwa tanggung jawab untuk memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pernyataan Budi Arie berada di tangan Menkominfo itu sendiri. Ia berujar, “Pak Budi Arie yang harus memberikan penjelasan terkait dengan masalah tersebut.” Pernyataan ini mencerminkan keengganan Hasto untuk terjun langsung ke dalam kontroversi yang ditimbulkan oleh komentar Budi Arie, sekaligus memperlihatkan sikap kehati-hatian politik.
Lebih lanjut, Hasto menekankan bahwa anggota Wantimpres haruslah individu yang memiliki komitmen yang besar terhadap masa depan bangsa, bukan sekadar hubungan kerabat atau kepentingan pribadi. “Bagi kami Wantimpres itu diisi oleh orang-orang yang memang punya komitmen besar ya terhadap masa depan bangsa dan negara, bukan terhadap keluarga,” papar Hasto. Pendekatan ini menunjukkan bahwa PDI-P ingin menjadikan Wantimpres sebagai badan yang berfungsi untuk memberikan nasihat strategis kepada presiden sehingga menciptakan gagasan yang konstruktif untuk pembangunan bangsa.
Pernyataan Budi Arie yang menyarankan Jokowi untuk menjadi bagian dari Wantimpres, yang didasari pada penilaian personalnya tentang usia Jokowi yang masih tergolong muda, yakni 63 tahun, tentu menimbulkan berbagai reaksi. Dalam kesempatan yang sama, Budi Arie menegaskan harapannya agar Jokowi dapat berkontribusi kembali di era kepemimpinan Prabowo dan Gibran. Meskipun demikian, ia juga membantah bahwa adanya revisi Undang-Undang tentang Wantimpres dilakukan semata-mata untuk mengakomodasi Jokowi.
Di sisi lain, Jokowi sendiri tidak memberikan tanggapan langsung terhadap harapan Budi Arie. Pada kesempatan yang sama di Ibu Kota Negara Nusantara, ia mengungkapkan keinginannya untuk kembali ke kampung halamannya, Surakarta, setelah masa jabatannya berakhir pada 20 Oktober 2024. Dalam pernyataannya, Jokowi hanya mengulangi, “Saya mau pulang ke Solo,” tanpa menjelaskan rencana selanjutnya.
Melihat situasi ini, jelas bahwa dinamika politik menjelang periode transisi kepemimpinan 2024 semakin menarik untuk diperhatikan. Ketidakpastian mengenai posisi Jokowi di Wantimpres serta komitmen para calon anggota lainnya terhadap pembangunan bangsa menjadi topik hangat yang patut disikapi secara serius oleh semua pihak. Tindakan ketiga tokoh ini—Hasto, Budi Arie, dan Jokowi—menunjukkan bahwa diskursus politik akan terus berlanjut, dengan harapan agar tetap pada jalur yang konstruktif demi kemajuan bangsa dan negara.