KabarIndonesia.id-Para petani karet di Kecamatan Bathin Solapan, Desa Petani, merasakan dampak positif dari keberadaan pasar lelang karet yang membantu mendongkrak harga jual karet, menambah pendapatan petani, dan mendorong kemajuan desa. Ketua RT setempat, Sunartin, mengungkapkan rasa syukurnya saat bertemu dengan calon Wakil Bupati (cawabup) Bagus Santoso yang mengadakan blusukan rutin untuk menjalin silaturahmi dan mendengarkan aspirasi warga pada Selasa malam, (05/11).
“Alhamdulillah, harga karet cukup tinggi berkat sistem lelang yang kita sepakati bersama atas arahan Bupati Kasmarni dan Pak Bagus Santoso. Semoga harga ini bisa bertahan atau bahkan terus naik,” ungkap Sunartin. Harapan ini muncul sebagai refleksi dari semangat para petani yang ingin terus melihat perbaikan ekonomi di sektor karet.
Pada lelang terakhir, yang diadakan pada minggu pertama November, harga karet berhasil mencapai Rp15.430 per kilogram, menjadi harga tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini memberikan angin segar bagi para petani yang telah lama menghadapi fluktuasi harga karet yang sering kali kurang menguntungkan. Lonjakan harga ini tak hanya meringankan beban ekonomi petani, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Namun, meskipun harga karet yang tinggi membawa kebahagiaan, petani masih menghadapi tantangan besar terkait akses infrastruktur. Salah satu kendala utama adalah kondisi jalan yang kurang memadai untuk mengangkut hasil panen karet. Infrastruktur jalan yang belum optimal sering kali menghambat pengangkutan hasil karet, menyebabkan proses distribusi tidak berjalan mulus. Para petani berharap Pemkab Bengkalis dapat memperhatikan hal ini dengan membangun jalan beton di wilayah mereka agar kegiatan ekonomi bisa berjalan lebih lancar.
Bagus Santoso, yang menyambut kabar kenaikan harga karet dengan penuh antusias, mengapresiasi hasil positif dari pelaksanaan pasar lelang ini. Menurutnya, sistem lelang ini adalah sebuah terobosan yang luar biasa untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Ia juga menegaskan pentingnya karet sebagai komoditas utama yang selalu dibutuhkan oleh produsen, khususnya dalam pembuatan barang-barang yang digunakan masyarakat luas, seperti ban kendaraan. Oleh karena itu, Bagus meyakini bahwa harga karet masih memiliki potensi untuk terus stabil dan bahkan meningkat di masa mendatang.
Merespons usulan para petani terkait perbaikan infrastruktur, Bagus Santoso menyatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti kebutuhan tersebut. Ia akan mengarahkan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Dinas Pertanian untuk segera melakukan langkah konkret guna memperbaiki infrastruktur jalan, sehingga proses distribusi karet lebih lancar dan tidak memberatkan petani. “Ini langkah terobosan yang mantap. Salut dan bangga pada para petani karet. Semoga ke depan petani bisa semakin maju dan sejahtera,” tutur Bagus penuh optimisme.
Di sisi lain, harga karet di wilayah pesisir dan Pulau Bengkalis masih menjadi perhatian khusus. Saat ini, harga karet di pulau tersebut berada di kisaran Rp7.500 per kilogram, hanya separuh dari harga lelang di wilayah daratan. Pemerintah Kabupaten Bengkalis sebenarnya sudah berupaya untuk memotong jalur tengkulak melalui Dinas Perkebunan dengan mendirikan pasar lelang, baik di wilayah daratan maupun di Pulau Bengkalis dan Rupat. Namun, untuk wilayah pulau, implementasinya masih belum maksimal, sehingga perlu penguatan dan evaluasi agar petani di sana juga dapat merasakan manfaat dari sistem lelang ini.
Saat kunjungan blusukan, Bagus Santoso disambut oleh Penjabat Kepala Desa Petani, Juprizal, beserta anggota kelompok tani, tokoh masyarakat, dan warga lainnya. Mereka berkumpul dan berdiskusi santai sambil menikmati suasana malam di halaman rumah warga. Bagus pun memanfaatkan momen ini untuk mendengarkan aspirasi dan keluhan langsung dari para petani dan warga, sembari menyeruput kopi yang disajikan dengan hangat.
Keberhasilan sistem lelang karet ini memberikan dampak yang sangat positif bagi para petani. Tidak hanya menciptakan stabilitas harga yang lebih baik, tetapi juga membantu mengurangi ketergantungan petani terhadap tengkulak yang sering kali mematok harga jauh di bawah pasar. Bagi para petani, harga yang stabil dan transparan melalui pasar lelang memberi mereka kepercayaan lebih untuk terus menggeluti bidang pertanian karet. Dengan harga yang lebih tinggi dan tetap, kesejahteraan petani semakin meningkat, sehingga bisa memajukan kondisi ekonomi mereka dan desa tempat mereka tinggal.
Program pasar lelang ini tidak hanya berdampak pada sektor ekonomi, tetapi juga sosial. Melalui interaksi di pasar lelang, para petani bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta memperkuat hubungan antarpetani. Ini menciptakan solidaritas komunitas yang kuat dan saling mendukung, sehingga mendorong semangat kolektif untuk mencapai kemajuan bersama.