Proyeksi Global TNI Angkatan Laut: Membangun Kekuatan Maritim yang Mampu Beroperasi di Luar Wilayah Indonesia

KSAL Laksamana Muhammad Ali menyatakan bahwa TNI AL ke depan harus berproyeksi global & mampu beroperasi, termasuk bertempur di luar wilayah perairan Indonesia. Baca artikel CNN Indonesia "KSAL: Kita Harus Bisa Bertempur di Luar Wilayah Perairan Indonesia" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240911094332-20-1143245/ksal-kita-harus-bisa-bertempur-di-luar-wilayah-perairan-indonesia./Ist

KabarIndonesia.id — Dalam era yang semakin kompetitif dan dinamis, TNI Angkatan Laut (TNI AL) menghadapi tantangan untuk memperkuat kapasitas operasionalnya di tingkat global. Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Muhammad Ali, menegaskan pentingnya orientasi “outward-looking” bagi angkatan laut Indonesia, terutama dalam konteks bertempur di luar wilayah perairan nasional. Pernyataan tersebut disampaikan dalam upacara peringatan HUT Ke-79 TNI AL di Jakarta pada tanggal 11 September yang lalu.

Laksamana Ali menjelaskan bahwa untuk mencapai cita-cita ini, TNI AL memerlukan kapal-kapal yang mampu menjelajahi samudera lepas dan berukuran besar. “Angkatan Laut harus outward-looking karena kita harus bisa bertempur di luar wilayah perairan Indonesia,” ujar Laksamana Ali, menekankan perlunya kekuatan angkatan laut yang dapat mencegah musuh memasuki wilayah Indonesia dengan efektif.

Pentingnya kapal-kapal berkemampuan tinggi, seperti Landing Helicopter Dock (LHD) dan kapal induk, menjadi sorotan dalam pembicaraan ini. Elaian itu, Laksamana Ali juga menyatakan bahwa Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, mendukung visi TNI AL untuk memperkuat kapasitas maritim tersebut. “Tentunya butuh anggaran yang cukup besar. Nah, ini yang kita perlu siapkan dari awal,” imbuhnya.

Sebagai langkah awal untuk memperkuat armada, dua unit kapal patroli lepas pantai (OPV) yang dibuat oleh Fincantieri di Italia akan segera bergabung dalam kekuatan TNI AL. Kapal OPV tersebut, yang juga dikenal sebagai PPA, memiliki panjang 143 meter, dan akan menjadi fregat terpanjang yang dimiliki oleh angkatan laut Indonesia. Unit pertama dijadwalkan tiba di Indonesia pada Oktober 2024, diikuti oleh unit kedua pada April 2025.

Pada saat yang sama, TNI AL terus aktif dalam meningkatkan kerjasama internasional dan memperluas kehadirannya di kancah global. Kegiatan seperti operasi muhibah, di mana kapal tiang tinggi KRI Bima Suci berlayar ke luar negeri, serta partisipasi dalam Latihan Bersama (Latma) Rim of Pacific di Hawaii, menunjukkan komitmen TNI AL dalam meningkatkan kapasitas dan kerja sama militer dengan negara-negara sahabat.

Dengan langkah proaktif ini, TNI AL tidak hanya berusaha meningkatkan kemampuan pertahanannya tetapi juga berperan sebagai kekuatan maritim yang berwawasan ke depan. Keputusan untuk berinvestasi dalam armada yang lebih modern dan canggih mencerminkan kesadaran akan kompleksitas tantangan keamanan maritim di masa mendatang. Penekanan pada operasi di luar wilayah perairan negara adalah langkah strategis untuk menjaga kedaulatan dan memperkuat posisi Indonesia di tengah perubahan peta geopolitik dunia.