BI Kaltim dan OJK Kaltimra Perkuat Edukasi Keuangan Digital

Kepala BI Kaltim Budi Widihartanto. Doc. ANTARA (int)

KabarIndonesia.id — Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim) bersama Otoritas Jasa Keuangan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (OJK Kaltimra) memperkuat edukasi keuangan digital guna mendukung pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif.

“Kami bersama OJK Kaltimra pekan lalu telah berkomitmen untuk memperkuat literasi dan edukasi yang mencakup inklusi keuangan, perlindungan konsumen, Cinta Bangga Paham Rupiah, serta keuangan digital,” ujar Kepala BI Kaltim, Budi Widihartanto, di Samarinda, Senin.

Penguatan edukasi keuangan digital dilakukan secara kolaboratif dan masif untuk mendorong inovasi dalam digitalisasi pembayaran, meningkatkan akseptasi pembayaran digital, serta memperkuat akses pembiayaan bagi UMKM dan ketahanan pangan.

Budi berharap bahwa melalui kerja sama ini, penggunaan keuangan digital dapat meningkat pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang. Ia menekankan manfaat dari uang digital, seperti efisiensi waktu dalam transaksi, pengurangan risiko membawa uang tunai, peningkatan keamanan transaksi, dan berbagai keuntungan lainnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa transaksi pembayaran non-tunai melalui QRIS mengalami peningkatan signifikan. Sepanjang triwulan III 2024, jumlah pengguna QRIS di Kalimantan Timur mencapai 779.000 pengguna, sementara dari sisi merchant tercatat sebanyak 560.000.

“Jumlah pengguna QRIS pada triwulan III meningkat dibandingkan dengan triwulan II dan triwulan I. Pada triwulan II tercatat sebanyak 760.563 pengguna, sedangkan pada triwulan I terdapat 744.469 pengguna,” jelasnya.

Menurut Budi, peningkatan ini merupakan hasil dari sosialisasi dan kolaborasi yang dilakukan oleh BI Kaltim bersama pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan. Untuk memperluas dampak positifnya, tahun ini BI Kaltim menggandeng OJK Kaltimra dalam upaya meningkatkan sinergi edukasi keuangan digital.

Ke depan, sinergi antara Bank Indonesia, OJK, perbankan, dan pemerintah daerah akan terus diperkuat untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang stabil, inklusif, dan berkelanjutan.

“Melalui kerja sama dengan berbagai pihak, kami optimistis dapat mewujudkan masa depan keuangan dan ekonomi yang lebih kuat serta berdampak luas bagi masyarakat,” tambahnya.

Di tengah tantangan ekonomi global dan nasional, Budi juga memastikan bahwa stabilitas sistem keuangan di Kalimantan Timur tetap terjaga.

“Stabilitas sektor jasa keuangan masih kondusif meskipun menghadapi ketidakpastian global. Hal ini tercermin dari sektor perbankan yang tetap solid, serta tren penurunan rasio pinjaman bermasalah (Non-Performing Loan/NPL), dari 1,65 persen menjadi 1,08 persen,” tutupnya.

 

(Sumber: KabarKalimantan.id)