KabarIndonesia.id — Gunung Ile Lewotolok di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami erupsi, pukul 09.12 WITA Selasa, (14/05).
Kepala Pos Pengamatan Gunung Ile Lewotolok, Yeremias Kristianto Pugel dalam laporannya dilansir dari magma Indonesia melaporkan, Tinggi kolom letusan teramati ± 800 m di atas puncak (± 2223 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna putih, kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat daya.
Saat ini, status Gunung Ile Lewotolok berada pada level III (Siaga).
Selain letusan, gunung tersebut juga menimbulkan hembusan dengan jumlah hembusan mencapai 76 kali, dengan amplitudo 11.7 hingga 27.2 milimeter dengan durasi hembusan mencapai 29 hingga 197 detik.
Masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan diminta agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 km dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok. Masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ile Lewotolok.
Masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Jontona dan Desa Todanara agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 3 km pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok, dan mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian, selatan dan tenggara puncak/ kawah Gunung Ile Lewotolok.
Masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan serta masyarakat Desa Amakaka diimbau agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah sektoral barat sejauh 3 km pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok, serta mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian barat puncak/ kawah Gunung Ile Lewotolok.
Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ile Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ile Lewotolok agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.