KabarIndonesia.id — Sejak kembali erupsi pada 30 April 2024 lalu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memantau aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih tinggi hingga, Kamis, (02/05) kemarin.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid mengatakan, kegempaan tanggal 2 Mei 2024 sampai pukul 09.00 WITA masih didominasi oleh tremor menerus.
Ia mengatakan, terekam 4 kali gempa Vulkanik Dangkal, 2 kali gempa Tektonik Lokal, dan 2 kali gempa Tektonik Jauh.
“Asap kawah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi pada kisaran 300–500 m dari puncak kawah,” ungkapnya dalam keterangan tertulis dilansir dari laman PVMBG.
Meski jumlah kegempaan ini terlihat menurun, namun stasiun Pos PGA Gunung Ruang (PRUA) ini terletak 5 km dari kawah aktif, jadi kepekaan tidak sebaik stasiun RUA3 (1,5 km dari kawah aktif) dan RAPS (2,7 km dari kawah aktif) yang terletak di Pulau Gunung Ruang. Kedua stasiun tersebut telah rusak pasca erupsi 17 April 2024 dan 30 April 2024.
“Selain itu, asap masih teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 500-700 m di atas puncak, hal ini masih mengindikasikan aktivitas Gunung Ruang masih tinggi,” terangnya.
Lebih lanjut dijelaskan, potensi bahaya saat ini berupa erupsi yang menghasilkan awan panas, lontaran material pijar, dan paparan abu vulkanik yang bergantung pada arah dan kecepatan angin serta lahar bila hujan deras turun di sekitar Gunung Ruang.
Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, aktivitas vulkanik Gunung Ruang masih tinggi sehingga PVMBG menetapkan status gunung ruang masih pada Level IV (AWAS).
Adapun rekomendasi yang dikeluarkan oleh PVMBG yakni:
1. Masyarakat di sekitar G. Ruang dan pengunjung/wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 7 km dari pusat kawah aktif Gunung Ruang.
2. Masyarakat yang bermukim pada wilayah P. Tagulandang yang berada dalam radius 7 km agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius 7 km.
3. Masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar dan luruhan awan panas (surge).
4. Masyarakat dihimbau untuk selalu menggunakan masker, untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernapasan.
5. Masyarakat di sekitar Gunung Ruang diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ruang dan tetap mengikuti perkembangan aktivitas Gunung Ruang melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Playstore atau melalui website https://magma.esdm.go.id.
6. Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunungapi Ruang, Desa Tulusan, Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung.
Sementara itu, tingkat aktivitas gunung ruang akan dievaluasi kembali secara berkala, maupun jika terjadi perubahan aktivitas signifikan.