KabarIndonesia.id — Sekitar 500 orang perwakilan dari organisasi marga Tionghoa dari berbagai negara di Asia Tenggara menghadiri Konferensi ASEAN Chinese Clans Association (ACCA) ke-11 yang berlangsung di Jakarta pada 8 hingga 11 Desember 2024. Konferensi ini menjadi ajang penting bagi komunitas Tionghoa di kawasan ASEAN untuk mempererat hubungan antarnegara sekaligus memperkenalkan budaya Tionghoa yang kaya kepada generasi muda.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) ini dihadiri oleh delegasi dari tujuh negara ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Myanmar, Kamboja, dan Vietnam, serta perwakilan dari China. Pertemuan kali ini menyoroti peran penting pemuda dalam melestarikan budaya Tionghoa di kawasan tersebut. Sebagai salah satu komponen penting dalam masyarakat, pemuda diharapkan dapat terus menjaga dan mengembangkan warisan budaya Tionghoa yang sudah ada selama berabad-abad.
Dalam pembukaannya, Ketua PSMTI, Wilianto Tanta, menyatakan bahwa konferensi ini bukan hanya menjadi kesempatan untuk mempererat hubungan antar komunitas Tionghoa, tetapi juga sebagai ajang pertukaran budaya dan jaringan bisnis. “Konferensi ACCA ini bertujuan mempersatukan seluruh organisasi marga dan komunitas Tionghoa se-ASEAN guna mempererat hubungan yang telah terjalin,” ujar Wilianto. Selain itu, pertemuan ini juga menjadi sarana untuk memperkenalkan potensi budaya dan bisnis yang dapat saling mendukung di kawasan ASEAN.
Konselor dari Kedutaan Besar China untuk Indonesia, Wang Siping, turut hadir dalam pembukaan konferensi ini dan menyampaikan pentingnya hubungan erat antara Indonesia dan China, khususnya dalam hal pertukaran budaya. Kehadiran delegasi dari China menambah makna pentingnya acara ini, karena memperkuat komitmen untuk menjaga hubungan persahabatan antara negara-negara ASEAN dengan China. Wang Siping turut mengapresiasi inisiatif pembentukan organisasi pemuda Tionghoa yang akan menjadi bagian dari upaya menjaga kelestarian budaya Tionghoa di Asia Tenggara.
Salah satu momen penting dalam konferensi ini adalah deklarasi pembentukan organisasi pemuda Tionghoa di Asia Tenggara. Pembentukan organisasi ini diharapkan dapat memperkuat kerjasama di kalangan pemuda Tionghoa dari berbagai negara ASEAN dan menciptakan platform untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, serta melestarikan budaya Tionghoa. Sekretaris Jenderal ACCA Thailand, Huang Han Liang, memberikan apresiasi kepada komunitas pemuda Tionghoa Indonesia yang sangat aktif dalam mempromosikan budaya lokal. Dia menekankan pentingnya pengembangan komunitas pemuda Tionghoa di berbagai negara untuk mendukung pelestarian budaya dan mempererat hubungan antarnegara.
Selain sesi-sesi diskusi budaya dan bisnis, konferensi ini juga menyelenggarakan beberapa agenda menarik lainnya, termasuk forum pemuda, pencocokan bisnis (business matching), penanaman pohon, serta tur kota Jakarta. Semua kegiatan ini dirancang untuk memperkenalkan lebih jauh mengenai budaya Indonesia, mempererat hubungan antar komunitas Tionghoa di ASEAN, serta memberikan kesempatan untuk berkolaborasi dalam berbagai bidang. Dengan semangat kebersamaan, konferensi ini diharapkan dapat terus berlangsung setiap tahunnya, memberikan kontribusi positif dalam menjaga dan mengembangkan hubungan antara komunitas Tionghoa di Asia Tenggara.