KabarIndonesia.id — Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Singapura, Lawrence Wong, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 6 November 2024. Pertemuan ini berlangsung dalam suasana intensif dan konstruktif, dengan kedua pemimpin membahas berbagai isu strategis, baik di tingkat bilateral maupun tantangan kawasan yang lebih luas.
Dalam pertemuan yang membahas lima aspek utama hubungan kedua negara, Presiden Prabowo menekankan pentingnya mempererat kerja sama di bidang pertahanan, ekonomi, teknologi, ketahanan pangan, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Diskusi ini juga mencakup pandangan bersama terkait situasi geopolitik global.
Salah satu topik utama yang dibahas adalah kerja sama pertahanan. Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia dan Singapura berkomitmen penuh untuk melaksanakan Defense Cooperation Agreement yang telah disepakati sebelumnya. Kerja sama ini mencakup pengaturan wilayah latihan militer bersama serta berbagai inisiatif lainnya untuk memperkuat pertahanan kedua negara.
“Singapura dan Indonesia berkomitmen sepenuhnya untuk melaksanakan perjanjian kerja sama pertahanan, termasuk pengaturan wilayah latihan militer bersama. Ini adalah langkah penting untuk menjaga stabilitas kawasan,” ujar Presiden Prabowo.
Di bidang ekonomi, Singapura telah menjadi mitra dagang dan investor terbesar bagi Indonesia. Presiden Prabowo mengungkapkan harapannya agar Singapura dapat memberikan akses pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia, dengan fokus pada harmonisasi regulasi dan standar.
Kedua negara sepakat untuk meningkatkan investasi di sektor-sektor prioritas seperti energi terbarukan, hilirisasi industri, ketahanan pangan, digitalisasi, semikonduktor, serta pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN). Singapura, yang sudah memiliki peran besar dalam investasi dan perdagangan di Indonesia, diharapkan terus memperkuat kontribusinya di sektor-sektor tersebut.
Isu teknologi dan energi rendah karbon juga menjadi fokus utama dalam pertemuan ini. Presiden Prabowo dan PM Wong membahas beberapa proyek strategis, termasuk interkoneksi listrik lintas batas antara kedua negara serta pengembangan energi hijau, seperti hidrogen hijau di Sumatra dan pembangkit listrik tenaga surya.
Kedua pemimpin juga sepakat untuk menindaklanjuti kerja sama terkait teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage), yang menjadi salah satu solusi penting dalam upaya mengurangi emisi karbon dan mendukung transisi energi hijau.
Aspek ketahanan pangan menjadi perhatian khusus dalam pembahasan. Presiden Prabowo dan PM Wong sepakat untuk mempercepat penyelesaian Nota Kesepahaman (MoU) mengenai kerja sama keamanan pangan dan teknologi pertanian. Kerja sama ini mencakup transfer teknologi dan pertukaran keahlian di bidang pertanian perkotaan dan pengembangan food estate (kawasan pertanian terintegrasi).
“Kami sepakat untuk mempercepat penyelesaian MoU tentang kerja sama keamanan pangan dan teknologi pertanian, yang akan sangat bermanfaat bagi kedua negara dalam menjaga ketahanan pangan di masa depan,” kata Presiden Prabowo.
Selain itu, kedua negara juga sepakat untuk memperkuat kerja sama pengembangan sumber daya manusia (SDM). Ini meliputi peningkatan kolaborasi di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, digitalisasi, dan program pertukaran profesional. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas SDM di kedua negara, sekaligus memperkuat hubungan antara masyarakat kedua negara.
Selain isu bilateral, kedua pemimpin juga bertukar pandangan mengenai situasi geopolitik global. Mereka sepakat bahwa perdamaian dan keamanan kawasan tetap menjadi prioritas, terutama di tengah meningkatnya ketegangan global.
Timur Tengah menjadi salah satu isu utama yang dibahas, dengan Presiden Prabowo menyampaikan keprihatinannya terkait situasi di Palestina dan Lebanon. Ia mendesak penghentian kekerasan segera dan menekankan pentingnya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan. Presiden Prabowo juga menekankan dukungannya terhadap solusi dua negara antara Palestina dan Israel, sesuai dengan hukum internasional.
“Terkait dengan situasi di Palestina dan Lebanon, kami mendesak penghentian kekerasan segera. Kami juga mendukung solusi dua negara bagi Palestina dan Israel, yang harus dilaksanakan sesuai dengan hukum internasional,” ujar Presiden.
Di Myanmar, kedua pemimpin sepakat untuk mendukung implementasi lima poin konsensus yang disepakati oleh ASEAN, khususnya terkait dialog nasional inklusif dan pengiriman bantuan kemanusiaan bagi rakyat Myanmar yang terdampak konflik.
Pertemuan ini mencerminkan tekad kuat kedua negara untuk memperkuat hubungan bilateral dalam berbagai sektor penting. Presiden Prabowo dan PM Lawrence Wong sepakat untuk terus memantau dan mengevaluasi implementasi kerja sama yang telah disepakati, serta menjadikan hubungan kedua negara lebih solid dan saling menguntungkan.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama yang telah terjalin antara Indonesia dan Singapura, baik dalam bidang ekonomi, pertahanan, teknologi, maupun dalam menyelesaikan tantangan kawasan. Kami yakin bahwa hubungan ini akan membawa manfaat besar bagi kedua negara,” kata Presiden Prabowo.
Dengan kesepakatan ini, Indonesia dan Singapura semakin mengukuhkan komitmen mereka untuk bersama-sama menghadapi tantangan global dan memperkuat kerja sama di berbagai sektor vital bagi kemajuan kedua negara.