KabarIndonesia.id — Talasemia adalah penyakit kelaianan darah bersifat genetik yang diturunkan dari kedua orang tua kepada anak dan keturunannya.
Penyandang talasemia harus rutin menjalani transfusi darah sejak usia dini. Hal ini karena pada penyandang talasemia protein pembentuk hemoglobin utama manusia berkurang atau tidak berbentuk. Akibatnya, sel darah merah mudah pecah sehingga menyebabkan anemia.
Dilansir dari Kementerian Kesehatan, setiap tahunnya sekitar 300.000 hingga 500.000 bayi di dunia dilahirkan dengan talasemia mayor.
80 persen dari kondisi ini terjadi di negara berkembang dan negara berpenghasilan rendah hingga menengah termasuk Indonesia.
3-10 persen populasi Indonesia merupakan pembawa sifat talasemia beta.
Diestimasikan sekitar 2.500 bayi terlahir dengan talasemia beta mayor setiap tahun di Indonesia.
Berdasarkan data dari Yayasan Talasemia Indonesia, terjadi peningkatan kasus talasemia yang terus menerus. Sejak tahun 2012 sebanyak 4.896 kasus hingga bulan Juni Tahun 2021 data penyandang talasemia di Indonesia sebanyak 10.973 kasus.
Dari sisi pembiayaan, menurut data BPJS Kesehatan 2020 beban pembiayaan kesehatan sejak tahun 2014 sampai tahun 2020 terus meningkat. Talasemia menempati posisi ke-5 di antara penyakit tidak menular setelah penyakit jantung, gagal ginjal, kanker dan stroke yaitu 2,78 triliun tahun 2020.
Bagaimana Penularan Talasemia pada Individu?
Talasemia adalah penyakit keturunan (kelainan genetik). Talasemia dapat diturunkan dari perkawinan antara dua orang pembawa sifat. Seorang pembawa sifat talasemia secara kasat mata tampak sehat (tidak bergejala), hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan darah dan analisis hemoglobin.
Cara mengetahui seorang talasemia dilakukan melalui pemeriksaan riwayat penyakit keluarga yang anemia atau pasien talasemia, pucat, lemas, riwayat transfusi darah berulang, serta pemeriksaan darah hematologi dan Analisa Hb.
Pencegahan Talasemia
Talasemia tidak bisa disembuhkan namun dapat dicegah dengan cara menghindari pernikahan antar sesama pembawa sifat.
Pencegahan sangat penting karena penderita talasemia harus menjalani pengobatan seumur hidup, disertai perubahan pada fisik.
Pencegahan juga bisa dilakukan dengan mencegah kehamilan pada pasangan pembawa sifat talasemia yang bisa diketahui melalui deteksi dini.
Apakah Penyandang Talasemia Bisa Hidup Normal?
Jika penyandang talasemia cepat didiagnosis dan ditangani dengan baik, penyandang talasemia bisa hidup normal dan dapat beraktivitas seperti biasa.
Penyandang talasemia harus menjalani transfusi darah dan obat kelasi seumur hidup.