32 Siswa SMK Kaltim Eksplor Industri Game di Bandung

DOC: (ANTARA.COM)

KabarIndonesia.id — Para siswa dan guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kalimantan Timur baru-baru ini mengadakan kunjungan edukatif ke PT Agate Bandung, sebuah perusahaan pengembang game lokal terkemuka di Indonesia.

Kunjungan ini bertujuan memberikan wawasan kepada siswa mengenai proses pengembangan game yang mengangkat tema budaya dan kearifan lokal, khususnya Kalimantan Timur.

“Kunjungan yang berlangsung baru-baru ini ini diikuti oleh 32 orang siswa dan 18 guru pendamping dari 17 SMK Negeri di Kalimantan Timur yang memiliki jurusan pengembangan perangkat lunak dan game,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim Rahmad Ramadhan saat dihubungi di Samarinda, Kamis (28/11).

Rahmad menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan kompetensi siswa dalam mengembangkan game berbasis lokal, sekaligus mendorong apresiasi terhadap budaya daerah.

Kegiatan ini juga bertujuan menciptakan peluang bagi siswa untuk lebih memahami dinamika industri game yang berkembang pesat.

“Sebanyak 10 kabupaten/kota di Kalimantan Timur akan menjadi percontohan dalam pengembangan game lokal ini,” tambahnya.

Rahmad berharap bahwa karya-karya yang dihasilkan oleh siswa SMK ini tidak hanya bermanfaat secara pendidikan tetapi juga dapat diikutsertakan dalam berbagai kompetisi. Dengan demikian, budaya Kalimantan Timur dapat lebih dikenal di tingkat nasional maupun internasional melalui media game.

“Melalui game lokal, budaya Kaltim dapat dikenal oleh semua orang,” ujarnya.

Rahmad juga menyampaikan apresiasinya terhadap kreativitas siswa SMK yang mampu membuat game dengan tema lokal.

Menurutnya, kemampuan ini merupakan bukti bahwa generasi muda di Kalimantan Timur memiliki potensi besar di bidang teknologi kreatif.

“Saya salut dan bangga kepada siswa-siswi SMK yang sudah bisa membuat game. Dulu saya tidak bisa, jadi saya sangat mengapresiasi kemampuan mereka dalam mengembangkan game lokal,” ungkapnya dengan penuh semangat.

Ketua rombongan, Bambang Hadiyanto, menjelaskan bahwa game adalah salah satu perangkat lunak interaktif yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan umpan balik secara audio-visual.

Ia menekankan pentingnya industri game sebagai bagian dari ekonomi kreatif yang memiliki dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

“Industri game berkontribusi pada perkembangan ekonomi nasional, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan nilai ekspor ekonomi kreatif dan ekonomi digital,” kata Bambang.

Menurut Bambang, industri game bukan sekadar hiburan, tetapi juga medium yang efektif untuk menyampaikan pesan, edukasi, dan promosi budaya.

Dalam konteks Kalimantan Timur, pengembangan game lokal yang bertema budaya daerah dapat menjadi sarana strategis untuk melestarikan dan mempromosikan kearifan lokal kepada khalayak yang lebih luas.

Selama kunjungan ke PT Agate, para siswa tidak hanya mempelajari aspek teknis pengembangan game, tetapi juga mendapatkan wawasan dari para narasumber yang kompeten di bidangnya. Mereka mendapatkan materi mengenai perencanaan, desain, pemrograman, hingga pemasaran game.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Tekom Awaludin, Ketua Asosiasi Game Indonesia, serta perwakilan dari Dinas Pariwisata dan Dinas Kominfo Kalimantan Timur. Kehadiran para ahli dan praktisi ini memberikan nilai tambah bagi siswa dalam memahami industri game secara holistik.

PT Agate, yang menjadi tujuan kunjungan, adalah salah satu perusahaan pengembang game lokal yang telah berdiri sejak tahun 2009.

Berbasis di Bandung, perusahaan ini telah menghasilkan lebih dari 250 judul game dengan berbagai genre. Sebagai pionir di industri game lokal, PT Agate dikenal tidak hanya karena kualitas produknya tetapi juga kontribusinya dalam membangun ekosistem game di Indonesia.

Dengan pengalaman yang kaya, PT Agate menjadi tempat yang ideal bagi para siswa untuk belajar. Perusahaan ini juga menekankan pentingnya inovasi dan adaptasi dalam menciptakan produk game yang relevan dengan kebutuhan pasar sekaligus tetap mengusung nilai-nilai budaya lokal.

Kegiatan kunjungan ini diharapkan dapat menginspirasi siswa untuk terus mengembangkan kemampuan mereka di bidang pengembangan perangkat lunak dan game.

Selain itu, dengan memanfaatkan teknologi, siswa diharapkan mampu menciptakan karya-karya yang tidak hanya inovatif tetapi juga memiliki dampak sosial, khususnya dalam melestarikan dan mempromosikan budaya daerah.

Rahmad optimis bahwa dengan adanya program seperti ini, Kalimantan Timur dapat menjadi pusat pengembangan game lokal berbasis budaya.

“Kami berharap, dengan dukungan dari berbagai pihak, karya-karya siswa SMK dapat menjadi kebanggaan daerah sekaligus berkontribusi dalam pengembangan ekonomi kreatif,” tutupnya.

Dengan sinergi antara pemerintah, institusi pendidikan, dan industri, pengembangan game lokal di Kalimantan Timur dapat menjadi salah satu pilar penting dalam mendukung transformasi ekonomi digital dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia.

(Sumber: kabarkalimantan.id)