News  

Analisis Geologi: Dampak Gempa Bumi Terhadap Kabupaten Bandung, Jawa Barat

Peta Pulau Jawa barat./Ist

KabarIndonesia.id — Terjadi gempa bumi utama dengan magnitudo M 5,0 dan kedalaman 10 km di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), episenter gempa berada di darat dengan koordinat 7,19°LS – 107,67°BT, sekitar 24 km Tenggara Kabupaten Bandung. Data GeoForschungsZentrum (GFZ) dari Jerman menunjukkan koordinat pusat gempa pada 7,24°LS – 107,52°BT dengan magnitudo 5,3 mb.

Setelah gempa utama, terjadi gempa susulan dengan magnitudo M 3.2 yang berpusat pada koordinat 7,21°LS – 107,7°BT dan kedalaman 8 km, sekitar 21 km Barat Laut Kabupaten Garut, disusul oleh delapan gempa susulan lainnya dengan magnitudo bervariasi antara M 2.0-2.9.

Wilayah pusat gempa, Kabupaten Bandung, memiliki morfologi dataran bergelombang dan perbukitan. Berdasarkan data Badan Geologi (BG), wilayah ini terdiri dari tanah sedang (kelas D) di dataran bergelombang dan tanah keras (kelas C) di perbukitan. Batuan di sekitar pusat gempa sebagian besar adalah batuan Kuarter yang telah mengalami pelapukan, meningkatkan efek guncangan.

Dampak gempa bumi meliputi:

  • Korban Jiwa: 5 orang luka berat, 14 orang luka sedang, dan 1 orang luka ringan di Kabupaten Bandung.
  • Kerusakan Infrastruktur: 2 unit Pasdik, 2 unit fasilitas kesehatan, 2 unit gedung pemerintah, dan 2 unit fasilitas ibadah di Kabupaten Bandung; kerusakan rumah di Desa Cihawuk, Desa Cibeureum, dan Desa Tarumajaya. Di Kabupaten Garut, 7 unit rumah dan 1 unit Pasdik terdampak.
  • Skala Intensitas Guncangan: III-IV MMI di Majalaya (Kab. Bandung), III MMI di Banjaran, II-III MMI di Lembang, Parompong (Kab. Bandung Barat), Baleendah, dan Garut.

Guncangan gempa bumi dirasakan di Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah, tetapi tidak menimbulkan tsunami karena pusat gempa berada di darat. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan dari petugas BPBD setempat, dan waspada terhadap gempa susulan. Jika rumah mengalami kerusakan, disarankan untuk mengungsi ke tempat aman.

Bangunan di Kabupaten Bandung harus dirancang dengan konstruksi tahan gempa, dilengkapi jalur dan tempat evakuasi. Upaya mitigasi struktural dan non-struktural harus ditingkatkan mengingat Kabupaten Bandung tergolong rawan gempa. Diperkirakan tidak akan terjadi sesar permukaan dan bahaya ikutan seperti retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, atau likuefaksi.