KabarIndonesia.id — Sejak dilantik di Istana Negara, Senin, 3 April lalu, terhitung sudah 10 hari Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Dito Ariotedjo menjabat.
Sebagai sosok muda yang kaya akan pengalaman dan prestasi kepemudaan, Dito menjadi sosok yang mewakili generasi muda di Kabinet Indonesia Maju.
Sebelum dilantik, Dito pernah menjabat sebagai Ketua Umum DPP Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) periode 2017-2022 dan terakhir menjabat sebagai Tim Ahli Menko Perekonomian RI.
Selain di bidang kepemudaan, Dito juga aktif bergelut di bidang olahraga sebagai Chairman RANS Nusantara FC, Ketua Umum Pengurus Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISS) Provinsi DKI Jakarta sejak tahun 2022.
Bicara soal pemuda, pada tahun 2045 mendatang, Indonesia diperkirakan akan merasakan bonus demografi, bertepatan dengan Indonesia yang berusia 100 tahun. Bonus demografi ini tentunya membawa berbagai banyak kesempatan, namun juga tidak lepas dari tantangan. Dari segi kesempatan, ini akan menjadi momentum untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, mengurangi angka pengangguran, serta pada akhirnya, mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Adapun Merial Institute, Lembaga Think Tank Kepemudaan yang berfokus untuk mendorong implementasi Perpres yang ditandatangani Presiden Jokowi sejak tahun 2017 dan penyempurnaannya tahun 2022, tepatnya Perpres No. 43 Tahun 2022 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan.
Pada tahun 2023, Pokja ini merupakan amanat dari Perpres tersebut, di mana Merial Institute kembali menjadi bagian dari Pokja Kemenpora tahun 2023 yang dilantik oleh Menpora terdahulu, Zainuddin Amali pada Februari 2023.
Menyambut kehadiran Menpora yang baru, Direktur Eksekutif Merial Institute yang juga merupakan Tim Nasional Kepemudaan, M. Arief Rosyid Hasan mengatakan, keterwakilan pemuda pada posisi Menpora membawa harapan dan semangat baru bagi pemuda di Indonesia.
“Proficiat sekali lagi dan selamat datang Menpora kita Mas Dito Ariotedjo. Kami senang sekali dapat bertemu langsung dengan Menpora baru tepat di hari pelantikan beliau Senin, 3 Maret lalu. Menpora boleh berganti, namun komitmen untuk dorong partisipasi pemuda nasional, termasuk mengurangi kesenjangan partisipasi pemuda di kota dan desa, harus terus kita kawal," ungkapnya, Kamis, (13/04).
Arief juga menambahkan bahwa selain kesenjangan partisipasi pemuda di kota dan desa, tantangan yang harus dijawab meliputi disrupsi digital, ketahanan kesehatan, ketahanan pangan dan krisis rantai pasok dunia (global supply chain). Apabila tidak dipersiapkan dengan matang, bonus demografi yang seharusnya menyediakan talenta muda yang "industry ready" malah tidak menjawab kebutuhan industri pada 2045 mendatang.
“Ini pekerjaan rumah yang besar bagi pemuda Indonesia. Di bawah pimpinan Menpora Dito, kita siap untuk bersinergi menjawab tantangan-tantangan tersebut untuk mempersiapkan generasi untuk menyambut bonus demografi 2045 agar benar-benar dinikmati dampaknya, bukan sebaliknya,” tutup Arief.