KabarIndonesia.id — Ratusan rumah warga di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, terendam banjir akibat luapan Sungai Afvour Watudakon, Pada Hari Senin (9/12/2024).
Banjir ini mulai merendam kawasan perkampungan, Pada Hari Sabtu (07/12/2024), setelah hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak Jumat malam.
Meskipun pada awalnya hanya menggenangi jalan dan pekarangan rumah, kondisi semakin parah pada Senin dini hari, ketika air mulai memasuki rumah-rumah warga dengan ketinggian antara 30 hingga 70 sentimeter.
Sumarlik (63), salah satu warga Dusun Beluk, menceritakan pengalamannya saat banjir melanda. Ia mengungkapkan bahwa pada Jumat malam, hujan deras mengguyur daerah tersebut, dan keesokan harinya, pada Sabtu pagi, banjir mulai melanda jalanan dan pekarangan rumah.
“Pada Sabtu dan Minggu, air hanya menggenangi jalan dan halaman rumah, tapi mulai Senin dini hari, air mulai memasuki rumah-rumah. Dapur saya juga kebanjiran,” ungkap Sumarlik kepada Kompas.com. Kondisi ini membuat banyak warga kesulitan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk memasak dan memenuhi kebutuhan rumah tangga lainnya.
Perangkat Desa Jombok, Zainal, menjelaskan bahwa banjir di Dusun Beluk disebabkan oleh luapan Sungai Afvour Watudakon, yang meluap setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Jumat malam.
“Hujan deras terus mengguyur sejak Jumat malam, dan pagi harinya air mulai meluap dari sungai, merendam jalan dan pekarangan rumah. Sekarang, air semakin parah hingga masuk ke dalam rumah-rumah penduduk,” kata Zainal.
Banjir yang melanda Dusun Beluk juga menyebabkan kesulitan bagi warga untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Beberapa rumah terendam air hingga 70 sentimeter, dan sebagian besar warga kesulitan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak karena dapur mereka juga terendam.
Dusun Beluk sendiri dihuni oleh 380 kepala keluarga (KK), dengan lebih dari 200 rumah yang terdampak banjir. Zainal menambahkan bahwa sebagian besar rumah yang terendam berada di area yang sebelumnya tidak diperkirakan akan terkena banjir.
Selain itu, jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Jombang dan Kabupaten Mojokerto juga terendam banjir dengan kedalaman air antara 30 hingga 70 sentimeter, sehingga tidak dapat dilalui kendaraan.
Kondisi tersebut membuat aksesibilitas warga dan kendaraan menjadi terbatas, mempengaruhi transportasi antara dua kabupaten tersebut. Untuk menghindari kendaraan yang mencoba melintas, warga setempat memasang plakat peringatan yang menyatakan bahwa jalan tersebut tidak dapat dilalui akibat banjir.
Untuk membantu mengatasi dampak banjir, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jombang membuka Pos Dapur Umum untuk memberikan suplai makanan kepada warga yang terdampak.
Pos Dapur Umum ini diharapkan dapat meringankan beban warga yang kesulitan memenuhi kebutuhan makan akibat terendamnya rumah mereka.
“Warga yang terkena dampak banjir bisa mendapatkan makanan dari Pos Dapur Umum yang disediakan BPBD Jombang, sehingga mereka tidak perlu khawatir tentang kebutuhan makanan,” ujar Zainal.
Pemerintah setempat terus berupaya untuk memberikan bantuan dan dukungan kepada warga yang terdampak, sementara tim BPBD dan relawan melakukan pemantauan dan evakuasi untuk memastikan keselamatan warga yang berada di daerah yang lebih tinggi.
Selain itu, upaya untuk memperbaiki saluran drainase dan memperkuat infrastruktur untuk mengantisipasi banjir di masa mendatang juga menjadi perhatian serius dari pihak pemerintah daerah.
Banjir yang melanda Dusun Beluk ini mengingatkan akan pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam, serta perlunya perbaikan infrastruktur untuk menghadapi cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi.
Warga berharap, meskipun sedang menghadapi ujian besar, mereka dapat segera pulih dan kembali menjalani aktivitas normal.
Pemerintah dan masyarakat bekerja sama untuk mengatasi dampak dari bencana ini dan memperkuat ketahanan terhadap potensi bencana di masa depan.
(Sumber: rujukandesa.com)