KabarIndonesia.id–Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) memperbarui pedoman terkait kontak dekat dengan orang yang positif terinfeksi COVID-19.
Pedoman ini diperbarui setelah adanya laporan kasus seorang petugas yang positif COVID-19, pasca melakukan 22 interaksi dengan narapidana yang juga terinfeksi virus Corona. Hal itu berlangsung selama delapan jam, atau sama dengan kurang lebih 17 menit per kontaknya.
Pada pedoman sebelumnya, kriteria kontak dekat atau kontak erat adalah berada pada jarak 6 kaku atau 1,8 meter selama 15 menit atau lebih dengan orang yang terinfeksi COVID-19. Kriteria ini sekarang banyak dipakai di seluruh dunia, termasuk oleh Kementerian Kesehatan RI.
Kini, kontak dekat didefinisikan sebagai orang yang berada 6 kaki atau 1,8 meter dari orang terinfeksi selama waktu kumulatif 15 menit atau lebih dalam durasi 24 jam, dimulai dari 2 hari sebelum muncul gejala hingga pasien diisolasi. Pada pasien asimptomatik atau tak bergejala, dihitung 2 hari sebelum spesimen diperiksa.
Namun dalam praktiknya, menentukan kontak dekat atau kontak erat tidak selalu mudah dilakukan. Beberapa faktor yang jadi pertimbangan dalam menentukan kontak dekat dengan tepat adalah sebagai berikut:
1. Faktor kedekatan
Dalam pedoman terbaru, CDC mengungkapkan jarak yang lebih dekat kemungkinan bisa meningkatkan risiko paparan virus dari orang yang terinfeksi.
2. Durasi paparan
Menurut pedoman terbaru CDC, durasi kontak dekat didefinisikan selama waktu kumulatif 15 menit atau lebih selama periode 24 jam. Makin lama durasi kontak, makin mungkin terjadi paparan.
3. Munculnya gejala
Paparan akan semakin mungkin terjadi jika gejala khas COVID-19 sudah muncul. Viral shading paling tinggi diyakini beberapa hari sebelum muncul gejala.