KabarIndonesia.id — Tim Tinju Sulsel yang akan berlaga di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, kembali mendapat bantuan dari dua pengusaha muda asal Makassar. Keduanya juga siap memberikan bonus jika petinju Sulsel meraih prestasi di Tanah Papua.
Dua pengusaha muda ini adalah Harpen Ali, Bos PT Marina Group dan Fatra Zaenal, Owner PT.Fatra Anugrah Suryatama (Fast Oil) Group.
"Pokoknya medali apapun, saya akan berikan bonus. Ini bentuk apresiasi saya atas hasil perjuangan para petinju Sulsel yang bertarung di PON Papua,” tegas Patra.
Hal itu diamini Harpen Ali pada acara penyerahan jersey latihan bagi para atlet dan pelatih tinju Sulsel di Cafe Ombak, Jl. Ujungpandang No. 6 Makassar, Senin (20/9) malam.
Harpen Ali adalah salah satu pengusaha muda yang mengelolah sejumlah jenis usaha di Makassar. Diantaranya Ombak Cafe & Restoran, hotel, Pulau Kayangan dan usaha lainnya. Anak muda ini salah satu putra A. Reza Ali, seorang pengusaha dan politisi senior yang juga mantan anggota DPR RI asal Makassar. Sementara Fatra Zaenal juga pengusaha muda yang bergerak di bidang pertambangan.
Sebelumnya Annar Sampetoding juga memberi apresiasi atas prestasi petinju Sulsel. Ketua Dewan Ekonomi Indonesia Timur, ini juga siap memberikan bonus, jika petinju Sulsel meraih prestasi di tanah Papua.
"Medali apapun, kalian akan saya berikan bonus. Kalau bisa semua bawa pulang medali emas,” kata Annar beberapa waktu lalu sembari membakar semangat para atlet dan pelatih.
Penyerahan bantuan yang dirangkaikan dengan pelepasan atlet tinju Sulsel oleh Ketua Pengprov Pertina Sulsel turut dihadiri mantan Ketua Pengurus Pusat (PP) Pertina Sulsel A Reza Ali, Manajer Tim Tinju Sulsel PON XX Papua, Muh Tawing, dan sejumlah pengurus Pertina Sulsel.
Adi Rasyid Ali mengaku salut atas perhatian yang diberikan oleh para pengusaha di Makassar. Wakil Ketua DPRD Kota Makassar ini menyebut tidak banyak pengusaha yang peduli dan mau berkorban, baik waktu apalagi materi untuk kemajuan olahraga di Kota Makassar.
"Banyak pengusaha kaya di Makassar, bahkan di Sulsel. Tapi tidak banyak pengusaha yang mau berkorban. Bantuan ini sangat berarti bagi kami. Apalagi anggaran yang digelontorkan oleh Pemprov Sulsel untuk para atlet dan pelatih dalam rangka persiapan PON sangat minim. Sekecil apapun bantuan para pengusaha sangat berarti bagi kami,” kata ARA yang juga Ketua Pengurus Daerah Indonesia Off-road Federation (Pengda-IOF) Sulsel ini.
Hal senada dikatakan manajer tim tinju Sulsel, Muh Tawing. Ia juga merasa terbantu. Apalagi di PON XX kali ini pengurus cabang olahraga (Cabor) yang sudah berupaya membina atlet dari nol hingga meraih tiket menuju ajang multi event tersebut sama sekali tidak diakomodir oleh Dispora Sulsel dengan alasan keterbatasan anggaran.
"Anggaran PON yang disiapkan oleh Pemprov Sulsel hanya Rp 30 miliar. Itupun hanya rp 20 miliar yang dikelolah oleh KONI Sulsel. Selebihnya Rp 10 miliar dikelolah oleh Dispora Sulsel untuk keperluan TC dan perlengkapan kontingen berbasis kinerja,” jelas Tawing yang juga Ketua Pengkot Pertina Makassar tiga periode ini.
Untuk diketahui di PON XX Papua yang berlangsung 2 sampai 15 oktober 2021 Sulsel meloloskan lima petinjunya. Masing-masing edmpat putra dan satu putri. Petinju putra yakni Haris Mongga kelas 91 kg, John Yambe, kelas 75 kg, Daud Fairyo kelas 64 kg dan Josua Holy Masihor, kelas 52 kg.
Nama terakhir merupakan petinju andalan Sulsel yang diharapkan bisa membawa pulang medali emas. Petinju berusia 21 tahun ini dibebankan medali emas karena alasan saat ini dia masih terbaik di kelasnya.
Holy adalah salah satu putra Dufri Masihor, petinju Sulsel peraih medali emas PON dan petinju Indonesia peraih medali emas SEA Games. Ia juga diamanahkan oleh Pengprov Pertina Sulsel menjadi pelatih bersama pelatih tinju senior Sulsel Albert Lala’ar.
Satu lagi petinju Sulsel yang diharap pulang membawa medali adalah Hindriawati Haer. Satu-satunya petinju putri Sulsel kelahiran Kepualaun Selayar ini akan bertarung di kelas 54 kg.