KabarIndonesia.id — Program Bisnis Indonesia Goes to Campus (BGTC) kembali menyambangi kampus Universitas Diponegoro (Undip), Kota Semarang. Dalam rangkaian acara yang berlangsung pada Senin (2/12), literasi keuangan menjadi salah satu isu utama yang dibahas. Financial Planner sekaligus CEO Okefinansial, Eko Usriyono, berbagi wawasan tentang pentingnya perencanaan keuangan yang bijak untuk generasi muda.
Menurut Eko, pengelolaan keuangan sangat penting karena pendapatan individu umumnya terbatas, sedangkan kebutuhan dan keinginan terus bertambah. “Pendapatan keuangan kita itu terbatas, tetapi keinginan kita tidak terbatas. Solusinya, ternyata kita perlu untuk mengelola keuangan kita secara bijaksana. Sehingga semua tujuan keuangan tersebut bisa tercapai,” ujarnya dalam diskusi tersebut.
Eko memaparkan lima langkah sederhana dalam menyusun perencanaan keuangan yang efektif:
- Menentukan Tujuan Finansial
Langkah pertama adalah memiliki tujuan keuangan yang jelas, baik jangka pendek maupun panjang. Tujuan ini menjadi panduan dalam menyusun strategi keuangan. - Melakukan Pemeriksaan Finansial
Mengevaluasi kondisi keuangan saat ini menjadi kunci untuk memahami apa yang dapat dicapai dan bagaimana mencapainya. - Mengembangkan Strategi Finansial
Setelah memahami situasi keuangan, langkah berikutnya adalah menyusun strategi yang realistis dan sesuai kebutuhan. - Menerapkan Perencanaan Keuangan
Implementasi perencanaan yang sudah disusun harus dilakukan secara konsisten. - Melakukan Evaluasi Rutin
Perencanaan keuangan tidak bersifat statis. Evaluasi secara berkala diperlukan untuk memastikan semua rencana berjalan sesuai target.
Eko menjelaskan bahwa ada tiga cara utama untuk mencapai tujuan keuangan, yakni:
- Meningkatkan Pemasukan
Langkah ini dapat dilakukan dengan mencari penghasilan tambahan atau meningkatkan produktivitas pekerjaan. - Menabung dan Berinvestasi
Menabung menjadi dasar yang kokoh untuk keamanan finansial, sedangkan investasi menawarkan peluang untuk mengembangkan kekayaan. - Mengambil Utang secara Bijak
Utang dapat menjadi alat yang bermanfaat jika digunakan untuk kebutuhan produktif, seperti pendidikan atau bisnis.
Namun, ia juga menyoroti kebiasaan buruk generasi muda yang kerap terjebak dalam utang konsumtif. “Permasalahannya, hari ini generasi muda banyak yang terjebak utang bukan karena benar-benar membutuhkan, tetapi demi memenuhi kebutuhan gaya hidup dan hobi,” ungkapnya.
Eko memberikan panduan praktis mengenai batasan dalam berutang. Ia menyarankan agar jumlah utang tidak melebihi 10%-35% dari pendapatan bersih bulanan. Dengan demikian, anggaran untuk kebutuhan lain tetap terjaga.
Selain itu, ia menekankan pentingnya membangun dana darurat sebagai prioritas utama dalam keuangan. Dana darurat ini berfungsi sebagai perlindungan dalam situasi mendesak sehingga tidak perlu meminjam uang. “Dana darurat adalah tujuan keuangan pertama yang harus diwujudkan, baru yang lain. Karena kalau terjadi apa-apa, kita bisa mengambil uang itu. Tidak perlu mengambil pinjaman,” jelasnya.
Eko merekomendasikan bahwa dana darurat idealnya sebesar 3-6 kali pengeluaran bulanan. Hal ini memberikan fleksibilitas yang cukup untuk menghadapi risiko tak terduga.
Investasi merupakan langkah penting dalam membangun kekayaan. Namun, Eko mengingatkan bahwa pemahaman tentang risiko dan keuntungan dari sebuah produk investasi adalah hal utama sebelum mulai berinvestasi.
Bagi investor pemula, produk investasi seperti reksadana dinilai sangat cocok. “Salah satu produk investasi yang direkomendasikan untuk pemula adalah reksadana. Pasalnya, dengan produk itu masyarakat awam khususnya generasi muda bisa mencicipi keuntungan berinvestasi dengan risiko yang minim,” terang Eko.
Tidak kalah penting, Eko mengingatkan peserta untuk selalu mencatat setiap pemasukan dan pengeluaran. Dengan catatan keuangan yang teratur, seseorang dapat memonitor kebiasaan belanja dan merencanakan pengeluaran dengan lebih efektif.
“Terakhir, pastikan teman-teman tahu pengeluarannya masing-masing. Harus punya catatan keuangan, itu penting. Teman-teman juga harus punya mimpi, setelah itu punya pendapatan, pengeluarannya seberapa, kalau ada risiko tahu bagaimana memitigasinya,” tutup Eko.
Acara BGTC di Undip 2024 ini memberikan wawasan penting mengenai literasi keuangan kepada mahasiswa sebagai generasi muda. Dengan pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan, generasi muda dapat membangun masa depan finansial yang lebih stabil dan mencapai tujuan hidup mereka dengan bijak.
Dengan berbagai tantangan keuangan yang dihadapi masyarakat, langkah-langkah yang disampaikan Eko Usriyono memberikan panduan praktis bagi siapa saja yang ingin memperbaiki kondisi keuangannya. Literasi keuangan bukan hanya tentang menabung atau berinvestasi, tetapi juga tentang pengelolaan risiko dan pengambilan keputusan finansial yang cerdas.
(Sumber: kabarjawa.com)