BNPB Ajak Dunia Usaha Perkuat Kesiapsiagaan Bencana di Lombok Timur

Ilustrasi - Penanggulangan bencana

KabarIndonesia.id — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendorong dunia usaha di Lombok Timur, NTB, untuk lebih memperkuat kapasitas kesiapsiagaan bencana. Hal ini disampaikan menyusul dampak besar yang ditimbulkan oleh gempa bumi yang melanda daerah tersebut pada 2018.

Direktur Kesiapsiagaan BNPB, Pangarso Suryotomo, menyatakan bahwa dunia usaha memiliki peran strategis dalam mendukung ketangguhan masyarakat. Menurutnya, kontribusi dunia usaha tidak hanya terbatas pada program Corporate Social Responsibility (CSR) pascabencana, tetapi juga dimulai dari fase pra-bencana.

“Penanggulangan bencana adalah urusan bersama. Kapasitas dan ketahanan masyarakat harus dikelola dan diperkuat, termasuk dengan melibatkan dunia usaha,” ujar Pangarso dalam kegiatan Talkshow Peran Lembaga Usaha dalam Pembelajaran Gempa Lombok di Graha Bakti Praja, Kantor Gubernur NTB.

Dalam acara tersebut, Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi, menambahkan bahwa keterlibatan dunia usaha harus dilakukan secara terencana agar dukungan yang diberikan dapat tepat sasaran dan efektif.

“Kita harus mulai menginventarisasi kekuatan kita, baik sumber daya manusia, logistik, maupun peralatan. Identifikasi kebutuhan masyarakat menjadi kunci,” jelas Prasinta, seraya menekankan bahwa mitigasi dan kesiapsiagaan bencana merupakan investasi yang lebih hemat daripada biaya penanganan bencana setelah terjadi.

Selain itu, Prasinta juga menggarisbawahi pentingnya dunia usaha untuk membangun kesiapsiagaan internal, seperti menyusun rencana kontinjensi, melatih sumber daya manusia, serta memastikan kelangsungan operasional perusahaan saat bencana terjadi.

“Dengan kapasitas yang kuat, dunia usaha tidak hanya melindungi aset dan karyawan, tetapi juga mempercepat pemulihan ekonomi dan sosial di wilayah terdampak,” tambahnya.

Kegiatan talkshow tersebut dihadiri oleh perwakilan dunia usaha di NTB, termasuk perusahaan besar seperti United Tractors, Astra, Bank Danamon, PLN, dan Pertamina. Beberapa poin penting yang disimpulkan dari diskusi tersebut antara lain adalah pentingnya kemitraan yang kuat antar-unsur pentaheliks (pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media), peningkatan edukasi dan kesiapsiagaan internal dunia usaha, serta mendorong program berbasis kebutuhan lokal.

Acara ini juga merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2025, yang diharapkan dapat menjadi inspirasi kolaborasi pengurangan risiko bencana, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional dan internasional.