News  

Debat Kandidat Konfercab XLI HMI Makassar, Asrul Tawarkan Konsep Elaborasi

KabarIndonesia.ID

KabarIndonesia.id — Setelah 15 orang kandidat dinyatakan lolos ke tahap selanjutnya, para bakal calon Ketua Umum (Ketum) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar melakukan debat kandidat, di Wisma HMI Makassar Jalan Bonto Lempangan, Selasa (03/08).

Debat kandidat konfercabke XLI yang disaksikan secara virtual tersebut, kali ini membahas mengenai Peta Pulang HMI, terkait hal itu, kandidat yang diusung Komisariat Perguruan Tinggi (Perti) Fajar, Muh. Asrul Arafah menegaskan, tidak ingin membuat peta kembali pulang HMI, tetapi akan membangun jalan baru dengan elaborasi, ide dan gagasan para kader HMI.

 “Pembaharuan itu seperti, bagaimana HMI bisa bersanding dengan teknologi informasi di masa depan dan menjadikan lembaga  kekaryaan sebagai episentrum kegiatan pengembagan softskill kader HMI," tegas Demisioner Ketua HMI Komisariat Perti Fajar itu.

Tak hanya itu, Asrul menambahkan, pada dasarnya konsep yang dibawa semestinya tidak hanya berputar di lingkup sejarah, filsafat, dan juga teologi.  

“Betul semua itu penting, tetapi kita membutuhkan ide baru yang dapat diselaraskan dengan perkembangan zaman,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Pendidikan HMI Cabang Makassar, Aditya Putra Asnawing menyampaikan, 15 kandidat calon Ketua Umum HMI Cabang Makassar telah menawarkan visi misi yang baik dan  tentunya itu, untuk kebaikan HMI Cabang Makassar ke depan.

"Makanya jika ada yang terpilih nantinya, baiknya kandidat ini tidak hanya memikirkan visi misi nya tetapi juga visi misi yang lain, karena semua demi kebaikan HMI Cabang Makassar," ungkapnya saat ditemui di lapangan usai debat kandidat.

Senada dengan Asrul, Aditya Putra  juga beranggapan, peta kembali pulang HMI hanya dimaksudkan agar para kandidat calon Ketua Umum dapat bercermin ke belakang untuk menentukan langkah ke depannya, bukan terfokus pada masa lalu.

"Sebenarnya kita hanya disuruh mereview ke belakang bagaimana sebenarnya HMI. Setelah itu, kita harus menentukan jalan ke depannya, karen tidak mungkin saat ini kita hanya berfikir ke belakang saja," tutupnya.