Dua Orang Tewas Akibat Longsor di Cianjur

DOC: (SATGASBPBD)

KabarIndonesia.id — Bencana tanah longsor menewaskan dua orang di Desa Talagasari, Kecamatan Sindangbarang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Selasa (03/12/2024).

Longsor ini terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama beberapa jam, menyebabkan tebing di belakang sebuah rumah ambruk dan menimpa penghuni di dalamnya.

Korban jiwa akibat bencana ini adalah Yusma (26) dan Aqila (1), yang ditemukan tewas tertimbun material longsor bersama reruntuhan rumah.

Sementara itu, Hilman (35), seorang penghuni lainnya, berhasil diselamatkan meski mengalami luka serius dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.

Tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Basarnas, TNI, Polri, serta relawan masyarakat setempat segera dikerahkan ke lokasi kejadian setelah menerima laporan. Namun, medan yang sulit, dengan kondisi tanah licin akibat hujan, memperlambat proses evakuasi.

“Kami menerima laporan sekitar pukul 19.30 WIB dan langsung menuju lokasi. Evakuasi berlangsung hingga dini hari karena kondisi medan yang cukup menantang,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Cianjur, Ahmad Sudrajat.

Menurut Ahmad, tanah longsor tersebut dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir, mengakibatkan kondisi tanah menjadi labil. Selain itu, posisi rumah korban yang berada di kaki tebing juga menjadi faktor risiko.

Selain korban jiwa, bencana ini juga menyebabkan kerugian material yang cukup besar. Rumah milik keluarga korban hancur total akibat tertimbun longsor. Hingga berita ini diturunkan, pemerintah daerah tengah berupaya mendata jumlah kerugian serta memberikan bantuan darurat kepada keluarga korban.

BPBD juga memperingatkan adanya potensi longsor susulan mengingat curah hujan di wilayah ini masih tinggi. Warga yang tinggal di sekitar tebing dan lereng bukit diimbau untuk tetap waspada, terutama jika hujan deras kembali terjadi dalam beberapa hari ke depan.

“Saat ini, fokus utama kami adalah memberikan bantuan kepada korban dan memastikan tidak ada lagi masyarakat yang terdampak. Kami juga telah memasang peringatan di area rawan longsor,” tambah Ahmad.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat di daerah rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan selama musim hujan. Pihak BNPB meminta warga yang tinggal di sekitar lereng tebing atau bukit untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman apabila intensitas hujan tinggi.

“Kesiapsiagaan menjadi kunci dalam mengurangi risiko bencana. Kami mengajak masyarakat untuk lebih peka terhadap tanda-tanda alam seperti retakan di tanah, pohon yang mulai miring, atau suara gemuruh sebelum longsor terjadi,” ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto dalam keterangan resminya.

Selain itu, BNPB juga meminta pemerintah daerah untuk lebih proaktif dalam memitigasi risiko bencana melalui program-program penguatan lereng, reboisasi, serta sosialisasi kepada masyarakat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa wilayah Jawa Barat, termasuk Cianjur, saat ini tengah memasuki puncak musim hujan. Kondisi ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor, terutama di daerah dengan topografi curam dan struktur tanah yang rentan.

Menurut data BMKG, curah hujan di wilayah Cianjur pada beberapa hari terakhir mencapai lebih dari 100 mm per hari, yang tergolong sangat tinggi. Kondisi ini diperparah dengan minimnya vegetasi di beberapa area yang berfungsi sebagai penahan tanah.

“Dengan curah hujan seperti ini, potensi longsor di daerah lereng meningkat signifikan. Kami terus memantau dan mengeluarkan peringatan dini agar masyarakat dapat bersiap,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Sebagai langkah jangka pendek, pemerintah daerah telah mendirikan posko darurat di sekitar lokasi kejadian untuk menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak. Selain itu, tim kesehatan juga dikerahkan untuk memberikan layanan medis kepada korban luka dan memantau kondisi warga lainnya.

Di sisi lain, upaya jangka panjang seperti reboisasi, pembuatan terasering, serta penguatan lereng menjadi agenda penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Pemerintah daerah juga diminta untuk mempercepat program relokasi bagi warga yang tinggal di area rawan bencana.

Bencana ini meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Desa Talagasari. Ungkapan belasungkawa mengalir dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan organisasi sosial.

“Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan. Ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan solidaritas dalam menghadapi bencana,” ujar Bupati Cianjur Herman Suherman.

Hingga kini, suasana duka masih menyelimuti lokasi kejadian. Warga setempat bersama aparat terus bergotong-royong membersihkan material longsor sambil menanti langkah pemulihan lebih lanjut dari pemerintah.