Fluktuasi Harga Pangan di Indonesia per 12 Desember

Harga Pangan. DOC: (INT)

KabarIndonesia.id — Harga sejumlah komoditas pangan di Indonesia mencatat fluktuasi yang signifikan per Hari Kamis (12/12/2024).

Data dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan bahwa beberapa komoditas mengalami kenaikan, sementara lainnya mencatat penurunan. Berikut adalah hasil investigasi terkait perubahan harga ini.

Salah satu temuan menarik adalah penurunan harga daging sapi murni menjadi Rp131.190 per kilogram (kg), turun 2,84 persen atau Rp3.830 dibandingkan sebelumnya.

Penurunan ini memberikan angin segar bagi konsumen, khususnya menjelang musim liburan, di mana biasanya permintaan cenderung meningkat.

Namun, apakah penurunan harga ini disebabkan oleh peningkatan pasokan, penurunan permintaan, atau efisiensi distribusi?

Berdasarkan wawancara dengan beberapa pedagang di Pasar Jaya Kebayoran Lama, Jakarta, diketahui bahwa pasokan daging sapi dalam beberapa minggu terakhir meningkat berkat program pengadaan sapi lokal.

Hal ini didukung oleh data dari Bapanas yang mencatat stabilitas stok daging sapi di pasar-pasar utama di Indonesia.

Sementara itu, harga beras premium mengalami kenaikan sebesar 2,15 persen atau Rp330 menjadi Rp15.710 per kg.

Kenaikan ini bertolak belakang dengan tren harga beras medium yang justru turun 0,15 persen atau Rp20 menjadi Rp13.450 per kg.

Beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog juga mencatat penurunan sebesar 0,16 persen atau Rp20 menjadi Rp12.500 per kg.

Kondisi ini mengindikasikan adanya perbedaan dinamika antara beras premium dan beras medium. Beberapa faktor seperti perbedaan biaya produksi, distribusi, dan preferensi konsumen mungkin memengaruhi tren ini.

Berdasarkan analisis Bapanas, kenaikan harga beras premium sebagian besar dipicu oleh tingginya permintaan dari segmen masyarakat yang mencari produk berkualitas tinggi menjelang akhir tahun.

Harga komoditas sayuran juga menunjukkan pola fluktuatif. Bawang putih bonggol mengalami kenaikan 1,47 persen atau Rp620 menjadi Rp42.820 per kg. Sebaliknya, bawang merah mencatat penurunan 0,50 persen atau Rp200 menjadi Rp39.780 per kg.

Selain itu, cabai merah keriting naik 1,18 persen atau Rp370 menjadi Rp31.850 per kg, sementara cabai rawit merah turun 0,81 persen atau Rp320 menjadi Rp39.020 per kg.

Para petani dan distributor mencatat bahwa kenaikan harga cabai merah keriting didorong oleh menurunnya hasil panen akibat perubahan cuaca. Sebaliknya, penurunan harga cabai rawit merah disebabkan oleh peningkatan pasokan dari sentra-sentra produksi utama.

Harga daging ayam ras naik 2,92 persen atau Rp1.070 menjadi Rp37.690 per kg. Kenaikan ini terjadi bersamaan dengan peningkatan harga telur ayam ras sebesar 1,37 persen atau Rp400 menjadi Rp29.590 per kg.

Faktor penyebab kenaikan ini diduga berasal dari meningkatnya biaya pakan ternak, yang diikuti oleh tingginya permintaan masyarakat selama periode akhir tahun.

Beberapa produk sembako lainnya juga mencatat pergerakan harga yang signifikan:

  1. Kedelai biji kering (impor): Harga turun 0,15 persen atau Rp20 menjadi Rp13.450 per kg. Penurunan ini mungkin terkait dengan penurunan harga kedelai di pasar internasional.
  2. Gula konsumsi: Harga naik 2,01 persen atau Rp360 menjadi Rp18.300 per kg, didorong oleh tingginya permintaan domestik menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru.
  3. Minyak goreng kemasan sederhana: Harga naik 2,52 persen atau Rp470 menjadi Rp19.090 per kg, sementara minyak goreng curah turun 1,73 persen atau Rp300 menjadi Rp17.070 per kg. Perbedaan tren ini mengindikasikan perbedaan preferensi konsumen terhadap produk kemasan dan curah.
  4. Tepung terigu curah: Harga turun 0,89 persen atau Rp90 menjadi Rp10.050 per kg, sedangkan tepung terigu non-curah turun 0,76 persen atau Rp100 menjadi Rp12.990 per kg.

Harga jagung di tingkat peternak naik 3,94 persen atau Rp240 menjadi Rp6.330 per kg, seiring dengan meningkatnya permintaan untuk pakan ternak. Sementara itu, harga garam halus beryodium naik 2,34 persen atau Rp270 menjadi Rp11.820 per kg.

Untuk produk laut, ikan kembung mencatat kenaikan tertinggi sebesar 5,73 persen atau Rp2.150 menjadi Rp39.670 per kg.

Sebaliknya, ikan tongkol turun tipis 0,03 persen atau Rp10 menjadi Rp31.610 per kg, dan ikan bandeng naik 0,21 persen atau Rp70 menjadi Rp33.620 per kg.

Faktor cuaca buruk yang memengaruhi hasil tangkapan laut menjadi salah satu penyebab fluktuasi harga produk laut ini.

Perubahan harga komoditas pangan yang fluktuatif ini mencerminkan dinamika pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pasokan, permintaan, distribusi, dan kondisi cuaca.

Informasi yang akurat dan terkini mengenai harga komoditas sangat penting bagi konsumen, pedagang, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengambil keputusan yang tepat.

Badan Pangan Nasional perlu terus memantau dan mengelola pasokan serta distribusi komoditas pangan agar harga tetap stabil.

Selain itu, program-program untuk mendukung petani dan nelayan juga harus diperkuat guna memastikan ketersediaan pangan yang memadai bagi seluruh masyarakat Indonesia.

(Sumber: kabarjawa.com)