Hashim Djojohadikusumo: Optimisme Ekonomi Indonesia

Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia periode 2024-2029, Hashim Sujono Djojohadikusumo. DOC: (INT)

KabarIndonesia.id — Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia periode 2024-2029, Hashim Sujono Djojohadikusumo, mengungkapkan pandangannya tentang masa depan ekonomi Indonesia yang sangat optimis.

Optimisme ini muncul berdasarkan banyaknya peluang yang terlihat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, terutama terkait dengan potensi ekonomi yang dimiliki oleh Indonesia.

Hashim, yang merupakan adik dari Presiden Prabowo Subianto, mengaku bahwa pandangannya ini bukanlah tanpa dasar.

Dia telah berkeliling ke berbagai negara dan bertemu dengan banyak pengusaha dari berbagai belahan dunia.

Berdasarkan pengalamannya tersebut, ia yakin bahwa Indonesia memiliki masa depan ekonomi yang cerah.

Hashim mengungkapkan bahwa ia tidak sekadar berbicara tanpa dasar. Sebagai seorang pengusaha yang telah berpengalaman internasional, ia sering kali melakukan perjalanan ke luar negeri untuk berpartisipasi dalam berbagai acara bisnis internasional.

Salah satu perjalanan terbaru yang ia lakukan adalah sebagai utusan khusus Presiden RI dalam acara COP29 yang diselenggarakan di Baku, Azerbaijan.

Dalam kesempatan ini, Hashim juga hadir di sejumlah acara formal lainnya, yang semakin memperkuat jaringan relasi bisnisnya.

Ia telah bertemu dengan pengusaha-pengusaha ternama dari berbagai negara seperti Brasil, Inggris, China, Azerbaijan, Qatar, Uni Emirat Arab, dan beberapa negara lainnya.

Pada acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin Indonesia 2024 yang diadakan di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta Pusat, pada Ahad, 1 Desember 2024, Hashim berbagi pengalamannya tersebut kepada para peserta.

Ia menceritakan bahwa dalam setiap pertemuan dengan pengusaha-pengusaha internasional, ia mendengar banyak hal positif tentang Indonesia.

“Di antara begitu banyak negara di dunia ini, saya ketemu dengan pengusaha-pengusaha di Brasil, di London, di Beijing, di Baku pun, dan terakhir di Doha dan di Abu Dhabi. Semakin banyak investor yang melihat Indonesia sebagai tempat yang aman, tempat yang stabil untuk mereka tanam modalnya,” ujar Hashim dengan penuh keyakinan.

Hashim menilai bahwa kondisi ini akan berdampak positif pada masa depan ekonomi Indonesia.

Ia mengetahui betul potensi investasi yang akan datang ke Indonesia, dan ia mencatat beberapa kesepakatan bisnis yang telah tercipta.

Salah satunya adalah investasi besar dari perusahaan-perusahaan internasional yang sudah memutuskan untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

“Ada perusahaan Inggris yang namanya BP (British Petroleum) yang mengumumkan investasinya sebesar 7 miliar dollar AS untuk ditanam di Indonesia. Saya juga ketemu dengan CEO dari Exxon Mobil, Darren Woods, yang mengatakan bahwa mereka akan menginvestasikan 10 miliar dollar AS,” tambah Hashim, memberikan contoh nyata terkait besarnya minat investasi yang datang ke Indonesia.

Selain itu, Hashim juga menyebutkan bahwa banyak kesepakatan bisnis lainnya yang menunjukkan bahwa Indonesia semakin dilirik oleh investor global.

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat potensial untuk investasi di masa depan.

Kepercayaan yang diberikan oleh investor internasional mencerminkan stabilitas dan potensi ekonomi Indonesia yang terus berkembang.

Dalam pandangannya, Hashim melihat ada dua negara yang sangat potensial untuk para penanam modal dari luar negeri, yaitu India dan Indonesia.

Ia berpendapat bahwa kestabilan ekonomi kedua negara ini menjadikannya sebagai tujuan investasi yang menarik. Indonesia dan India memiliki bonus demografi yang sangat besar, yang merupakan faktor kunci dalam pertumbuhan ekonomi di masa depan.

Kedua negara ini, menurut Hashim, memiliki populasi muda yang besar, yang akan menjadi motor penggerak utama ekonomi dalam beberapa dekade mendatang.

Sementara itu, negara-negara lainnya seperti Jepang, Korea Selatan, dan China mengalami penurunan populasi, yang bisa menjadi tantangan dalam pertumbuhan ekonomi mereka.

“Kalau yang lain-lain terus terang saja mereka hati-hati. Kenapa? Karena Jepang populasinya berkurang, Korea Selatan populasi berkurang, China pun populasi berkurang. Hanya dua negara yang besar, Indonesia dan India, potensi luar biasa,” ujarnya.

Dengan kondisi ini, Hashim meyakini bahwa masa depan dunia usaha di Indonesia akan sangat cerah, karena Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk berkembang.

Hashim juga menambahkan bahwa selain faktor demografi, Indonesia memiliki kekayaan alam, pasar domestik yang besar, serta stabilitas politik yang semakin baik.

Semua faktor ini menciptakan iklim investasi yang sangat mendukung. Dengan dukungan dari pemerintah, dunia usaha Indonesia akan terus berkembang dan menarik minat investor global untuk menanamkan modal mereka di Indonesia.

(Sumber: serambimuslim.com)