KabarIndonesia.id — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia telah mengidentifikasi sejumlah jalur alternatif untuk wisatawan yang terjebak di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Erupsi yang terjadi pada awal November 2024 ini menyebabkan penutupan beberapa bandara di wilayah tersebut, sehingga wisatawan yang berkunjung terhambat dalam perjalanan mereka pulang atau menuju destinasi lain.
Kementerian Pariwisata menyatakan bahwa saat ini upaya evakuasi sedang dilakukan dengan berbagai langkah koordinasi antar instansi terkait, untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan wisatawan yang tertahan. Data yang dihimpun per 13 November 2024 pukul 18.00 WITA menunjukkan bahwa sekitar 602 wisatawan masih berada di Labuan Bajo, menunggu proses evakuasi dan akses transportasi yang aman.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, yang terletak di Pulau Flores, mengakibatkan gangguan signifikan terhadap transportasi udara di wilayah tersebut. Beberapa bandara utama di NTT, termasuk Bandara Komodo di Labuan Bajo, terpaksa ditutup untuk sementara waktu. Hal ini membuat sejumlah wisatawan yang sudah berada di daerah tersebut tidak dapat melanjutkan perjalanan atau kembali ke tempat asal mereka.
Sebagai solusi, Kementerian Pariwisata bersama dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Labuan Bajo menyiapkan jalur alternatif menggunakan transportasi laut. Dengan adanya jalur laut ini, diharapkan wisatawan yang terjebak di Labuan Bajo dapat segera keluar dari daerah tersebut menuju pelabuhan-pelabuhan yang memiliki akses lebih luas ke kota-kota besar di Indonesia.
Rute transportasi laut yang disiapkan oleh KSOP Labuan Bajo mencakup berbagai pelabuhan utama di Indonesia. Wisatawan dapat menggunakan kapal feri untuk menuju pelabuhan-pelabuhan seperti Sape (Bima), Pelabuhan Poto Tano (Sumbawa Barat), Pelabuhan Kayangan dan Lembar (Lombok), Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya), serta Pelabuhan Benoa (Bali). Jalur laut ini menjadi pilihan alternatif yang dapat menghubungkan Labuan Bajo dengan berbagai wilayah di Indonesia, mengingat gangguan pada layanan penerbangan.
Rute ini disiapkan dengan mempertimbangkan kenyamanan dan keselamatan wisatawan yang terhambat akibat penutupan bandara. Kemenparekraf berkoordinasi dengan otoritas pelabuhan untuk memastikan kelancaran dan keberlanjutan perjalanan para wisatawan menggunakan kapal feri.
Widiyanti Putri Wardhana, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dalam siaran persnya mengungkapkan bahwa sejak erupsi terjadi, koordinasi lintas sektor telah dilakukan untuk memfasilitasi kebutuhan wisatawan yang tertahan di Labuan Bajo. “Kami memastikan agar wisatawan yang terjebak dapat mengakses fasilitas yang dibutuhkan, mulai dari transportasi ke hotel terdekat hingga kebutuhan dasar lainnya,” ungkap Widiyanti dalam siaran pers yang diterima detikTravel pada Kamis (14/11/2024).
Lebih lanjut, Widiyanti menegaskan bahwa Kemenparekraf bersama dengan instansi terkait lainnya berupaya untuk meminimalkan dampak dari erupsi Gunung Lewotobi terhadap sektor pariwisata di NTT. Selama masa tanggap darurat ini, pihaknya terus berkomunikasi dengan otoritas setempat untuk memastikan keamanan wisatawan serta kelancaran proses evakuasi.
Selain jalur alternatif transportasi laut, Kemenparekraf juga memastikan bahwa fasilitas lain yang dibutuhkan oleh wisatawan yang tertahan disediakan dengan baik. Transportasi menuju hotel-hotel terdekat, toilet bersih, serta konsumsi menjadi perhatian utama selama proses evakuasi berlangsung.
Widiyanti menambahkan bahwa, meskipun banyak wisatawan yang masih berada di Labuan Bajo, pihaknya berusaha memastikan kenyamanan para wisatawan tersebut. “Kami bekerja sama dengan pihak hotel untuk memastikan wisatawan mendapatkan tempat yang layak, serta menjamin mereka tidak kekurangan fasilitas dasar,” ujar Widiyanti.
Kemenparekraf juga melaporkan bahwa sebanyak 505 kamar hotel di Labuan Bajo telah diperpanjang masa inapnya sejak 9 November 2024. Perpanjangan ini mencakup berbagai hotel bintang 3 hingga bintang 5 yang ada di Labuan Bajo. Wisatawan yang memilih untuk memperpanjang masa inap mereka mendapatkan diskon besar, rata-rata mencapai 50 persen dari harga normal.
Beberapa hotel yang memberikan diskon di antaranya adalah Puri Sari, Ayana, Green Prundi, La Prima, Parlezo, Merourah, dan Palm Hotel. Hotel-hotel ini turut membantu wisatawan dengan menyediakan fasilitas tambahan seperti pendampingan dalam pembelian tiket kapal dan jasa antar/jemput bagi wisatawan yang penerbangannya dibatalkan.
Selain memberikan diskon pada kamar hotel, pihak hotel juga memberikan layanan tambahan untuk membantu wisatawan yang tertahan. Layanan tambahan ini mencakup pendampingan dalam pembelian tiket kapal untuk menuju pelabuhan yang telah disiapkan, serta fasilitas antar/jemput bagi wisatawan yang tidak bisa melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat.
Beberapa hotel juga menyediakan akomodasi laut sebagai alternatif bagi wisatawan yang ingin melanjutkan perjalanan, namun tidak dapat menggunakan transportasi udara. Selain itu, opsi wisata alternatif dalam kota juga disediakan bagi para wisatawan yang memutuskan untuk tetap berada di Labuan Bajo lebih lama.
Sebagai bagian dari upaya memberikan informasi yang jelas dan terkini kepada wisatawan, Kemenparekraf telah mengaktifkan Tourism Information Center (TIC) Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF). TIC ini berfungsi untuk menyebarkan informasi mengenai aksesibilitas alternatif, tempat-tempat wisata yang dapat dikunjungi, serta aktivitas yang dapat dilakukan selama berada di Labuan Bajo.
Selain itu, TIC juga memberikan informasi terkait prosedur evakuasi dan imbauan terkait erupsi Gunung Lewotobi. Dengan adanya TIC, wisatawan dapat memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya mengenai situasi terkini di Labuan Bajo.
Widiyanti Putri Wardhana menyatakan bahwa Kemenparekraf akan terus melakukan tindakan tanggap darurat dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk otoritas setempat, untuk memastikan kelancaran evakuasi wisatawan. Menurutnya, aktivasi Tourism Information Center dan pembentukan Posko Kesiapan Transportasi Laut menjadi bagian dari langkah strategis untuk menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan.
“Kami berkomitmen untuk terus memantau situasi di Labuan Bajo dan bekerja sama dengan semua pihak untuk memastikan evakuasi wisatawan dapat dilakukan dengan aman dan lancar,” tambah Widiyanti.
Kemenparekraf juga menegaskan bahwa selama masa tanggap darurat akibat erupsi Gunung Lewotobi, pelaku industri pariwisata, termasuk transportasi dan biro perjalanan, tidak diperkenankan untuk menaikkan harga layanan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa wisatawan yang tertahan tidak dibebani biaya tambahan yang tidak wajar selama masa evakuasi.
Pernyataan ini juga disampaikan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi wisatawan yang terjebak di Labuan Bajo, mengingat kondisi darurat yang sedang berlangsung.
Selain peran Kemenparekraf, Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan pemerintah kabupaten setempat juga memainkan peran penting dalam proses evakuasi wisatawan. Pemerintah daerah telah memberikan dukungan logistik dan fasilitas lainnya untuk memastikan bahwa wisatawan yang tertahan dapat memperoleh akses transportasi yang dibutuhkan, baik melalui jalur udara, laut, maupun darat.
Pemerintah setempat juga bekerja sama dengan instansi terkait lainnya untuk memastikan bahwa fasilitas seperti penginapan, makanan, dan kesehatan dapat diberikan kepada wisatawan yang masih berada di wilayah tersebut.
Kemenparekraf bersama dengan KSOP Labuan Bajo juga telah mendirikan Posko Kesiapan Transportasi Laut untuk memfasilitasi perjalanan wisatawan keluar dari Labuan Bajo. Posko ini bertugas untuk memastikan kelancaran proses evakuasi dan mengkoordinasikan perjalanan kapal feri yang menghubungkan Labuan Bajo dengan berbagai pelabuhan di Indonesia.
Dengan adanya posko ini, wisatawan dapat memperoleh informasi lebih lanjut mengenai jadwal keberangkatan kapal dan prosedur perjalanan yang harus diikuti selama masa darurat.
Setelah situasi mulai kondusif, Kemenparekraf bersama dengan pihak terkait akan melakukan evaluasi untuk menilai dampak erupsi terhadap sektor pariwisata di Labuan Bajo dan sekitarnya. Evaluasi ini juga akan mencakup peninjauan ulang prosedur dan kebijakan yang diterapkan selama masa tanggap darurat untuk memastikan bahwa pariwisata di daerah tersebut dapat kembali berjalan dengan normal.
Kemenparekraf berharap, meskipun terjadinya bencana alam, Labuan Bajo tetap menjadi salah satu destinasi wisata utama yang aman dan nyaman bagi para wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
(Sumber: kabarjawa.com)