News  

Ketulusan Hati dari Sang Penjahit Bayar Iuran JKN Tepat Waktu

KabarIndonesia.ID

KabarIndonesia.Id — Menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan tetap diberikan kesehatan merupakan hal yang sangat disyukuri oleh Ilham (59).

Sebagai seorang wirausaha, dirinya memilih untuk mendaftar sebagai peserta JKN segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri.

“Saya bersyukur karena saya masih berpenghasilan dan bisa membayar iuran secara rutin setiap bulan sehingga selalu aktif walaupun saya tidak pernah menggunakannya,” ujar Ilham yang sehari-hari berkesibukan sebagai penjahit di pasar Birayang, Hulu Sungai Tengah.

Ilham mengungkapkan bahwa sejak awal dirinya mendaftar sebagai peserta JKN adalah dengan niat beribadah dan membantu sesama. Baginya kesehatan menjadi hal yang sangat penting agar dirinya bisa selalu beraktivitas rutin.

“Awalnya sempat juga ditawarkan untuk mengusulkan diri mendaftar ke tanggungan pemerintah (PBI -red), tetapi insyaallah karena saya ingin bergotong royong dalam program ini sehingga saya memilih membayar iuran setiap bulan. Sekaligus niat bersedekah sambil selalu berdo’a diberi kesehatan,” sambungnya.

Semenjak mendaftar tahun 2017 lalu, Ilham mengaku tidak pernah terlambat membayarkan iuran karena selain dirinya ingin memastikan kartunya selalu aktif, dirinya bertekad agar bisa membantu sesama setiap bulannya.

“Syukurlah bahwa kami sekeluarga tidak pernah menggunakannya, dan kami lebih merasa bersyukur lagi karena sering mendengar cerita dari saudara atau tetangga yang memperoleh jaminan ketika sakit dan dirawat di Rumah Sakit,” tuturnya.

Ilham juga menyebut dirinya tidak merasa keberatan meski kini iuran kepesertaannya mengalami peningkatan dari saat awal dirinya mendaftar. Sebaliknya, ia selalu mensyukuri rejekinya terus berkomitmen untuk selalu berkontribusi dalam penyelenggaraan Program JKN ini.

“Tidak pernah merasa diberatkan alhamdulillah sampai saat ini, karena saya selalu memiliki prinsip ketika kita mampu untuk berbagi lebih pasti kita akan menerima yang lebih lagi sebagai rejeki. Tetapi yang paling penting dalam hal ini yaitu bagaimana kita bisa ikhlas berbagi dan tidak pernah merasa iuran yang kita bayarkan adalah sia-sia, karena ketika kita sehat tentu itu membantu sesama, begitu juga ketika suatu saat ternyata kita harus menggunakannya tentu kita sudah tenang karena selalu aktif membayar iuran,” tandasnya.

 

Exit mobile version