KabarIndonesia.id — Sebagai upaya penguatan Sumberdaya Manusia (SDM) Digital, Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika menggelar Training of Trainers serta Pembaruan Modul Lima Sektor Pandu Digital di BPPTIK Cikarang Bekasi sejak Minggu 2 April hingga Jum’at 6 April.
Kegiatan tersebut diikuti oleh puluhan pegiat Pemberdayaan Literasi Digital dari lintas komunitas.
Kegiatan ini sengaja digelar sebagai respon atas derasnya perubahan berbagai fitur, kebijakan serta munculnya berbagai platform baru, sehingga kemampuan Pandu Digital Bagde Biru atau Madya perlu untuk ditingkatkan.
Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Kemenkominfo RI, Bambang Tri Santoso mengungkapkan, perkembangan teknologi sejak terakhir kali modul dibuat pada tahun 2021 sudah banyak mengalami perubahan, sehingga modul harus disesuaikan dengan perkambangan teknologi yang ada dan harus relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
“Modul disusun oleh para pendamping, dalam hal ini Pandu Digital Badge Biru atau Pandu Madya yang sebelumnya kita bekali materi terkait lima sektor dari pembicara – pembicara yang expert agar apa yang disampaikan oleh Pandu Digital dalam pendampingan nanti sesuai dengan kebutuhan masyarakat di daerah khususnya masyarakat yang di desa ” kata Bambang.
Sejumlah Praktisi Pemberdayaan dan Mitra Strategis turut hadir dan memberikan Training kepada Pandu Madya, seperti Donny BU Ketua Siberkreasi, Fajar Eri Dianto Ketua Relawan TIK, Dr. Glory Islamic M.Si, Indriyatno Banyumurti Direktur Eksekutif ICT Watch, Irman Meylandi Bumdesma Pancamandala, AA Gedhe Agung Wedhatama dari Petani Muda Keren, Jaya Setiabudi hingga Ir. Endroyono, SEMM.
Koordinator Bidang Program dan APTIKA Relawan TIK Indonesia sekaligus Pandu Digital Madya, Selamet, yang turut menjadi peserta pada ToT tersebut mengapresiasi inisiatif Kominfo atas upayanya melakukan penguatan kepada insan pegiat literasi digital.
Menurutnya ini sebagai bentuk kolaborasi dan fasilitasi pemerintah agar transformasi digital di lima sektor yaitu pendidikan, desa, petani nelayan, umkm dan pariwisata dapat berjalan optimal.
“Penyesuaian serta pemerataan kemampuan Pandu Digital Madya harus sejalan dan terdepan, sudah seharusnya Pandu Digital Madya mampu mengajarkan hal-hal teknis di masyarakat kemudian juga bisa memotret memetakan, membaca budaya kemudian juga pandai melakukan kolaborasi pendekatan kemasyarakatan dengan cara-cara tertentu kemudian dia juga pandai untuk membuat kegiatan di daerah” ungkap pria yang akrab di sapa Kak Shela tersebut.
Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Umum Gradasi, M. Sidik K. Tomsio menilai, Training of Trainers tersebut juga menjadi ajang silaturahim, saling bertukar pengetahuan, keterampilan serta sebagai sarana mengasah pengetahuan Pandu Madya.
“Mengedukasi masyarakat memiliki banyak sekali tantangan-tantangan yang akan dihadapi, harus ada strategi-strategi yang harus kita lakukan. Misalnya bagaimana melakukan pendekatan ke masyarakat. Kita kembali ke komunitas masing-masing, kita edukasi mereka, yang berasal dari dosen bisa kembali ke kampusnya, jika dari unsur guru bisa kembali ke sekolahnya, kita juga bisa berkolaborasi dengan pihak terkait sesuai dengan lokus sektor objek pendampingan,“ ungkap Bang Oni.