KabarIndonesia.id — Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, M Fadjroel Rachman meninjau progres pembangunan Rel Kereta Api Sulawesi Selatan di Kabupaten Barru, Rabu (1/9). Dalam kunjungannya tersebut, M Fadjroel Rachman didampingi oleh Istri, Poppy Yoeska dan Seketaris Daerah Kabupaten Barru, Abustan.
Dalam Kunjungannya, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, M Fadjroel Rachman mengatakan, pembangunan rel kereta api di Sulsel ini merupakan warisan dari Presiden RI, Joko Widodo.
"Presiden Joko Widodo ingin meninggalkan legacy untuk masyarakat Sulsel, untuk masyarakat Indonesia yaitu kereta api dari Pare-pare sampai di Makassar," ungkapnya.
Ia menambahkan, pembangunan rel kereta api Parepare – Makassar ini sebagai bentuk pemerataan pembangunan di Indonesia.
"Jadi keinginan Presiden Joko Widodo 'Indonesiasentris' yaitu pemerataan infrasutruktur di Indonesia betul-betul terlaksana dan sehingga pada akhir 2024 yaitu di akhir periode beliau di peridoe ke dua, mudah-mudahan jadi legacy beliau. Makanya kami datang ke sini ingin melihat sudah sejauh mana progresnya dan apa saja kendalanya," tambahnya.
Ia mengaku, sampai saat ini pembangunan rel kereta api di Sulsel masih terkendala pembebasan lahan. Kendati demikian, ia meminta seluruh pihak untuk mengatasi hal ini secara humanis.
"Tadi disebutkan terkait pembebasan (lahan), tapi kita masih optimis seperti presiden Jokowi, bahwa segala sesuatu bisa diselesaikan dengan dialog bisa diselesaikan dengan upaya-upaya pendekatan humanis. Kita tidak ingin melakukan pendekatan-pendekatan yang sifatnya anti humanis. Kita tetap berdialog, kita tetap berupaya menyelesaikannya sebaik mungkin, karena ini dari masyarakat untuk masyarakat itu yang penting," pungkasnya.
Sementara itu, Sekertaris Daerah Kabupaten Barru, Abustan mengatakan hadirnya kereta api di Sulsel ini akan memberikan keuntungan bagi masyarakat. Menurutnya, belum beroperasi saja, pembangunan rel kereta api sudah memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar.
"Sebelum keretanya berjalan sudah membawa kesejahteraan, karena lahan yang tidak produktif itu mendatangkan nilai tambah yang sangat tinggi," katanya.
Apalagi lanjutnya, jika nanti Ibu Kota Negara dipindahkan ke Kalimantan Timur. Menurutnya wilayah yang paling mendapatkan keuntungan di Susel adalah kabupaten Barru.
"Kalau ibu kota itu dipindahkan ke Kalimantan maka Barru itu mendapat manfaat paling besar di Sulsel karena kami punya pelabuhan," pungkasnya.
Untuk diketahui, proyek KA Trans Sulawesi ditarget total sepanjang 142 Km. Namun sejak dibangun 2015 lalu, baru rampung sejauh 47 Km. Dengan jalur Tanete Rilau-Palanro di Kabupaten Barru. Dengan termasuk 5 stasiun, yakni Stasiun Palanro, Takkalasi, Mangkoso, Barru, dan Stasiun Tanete Rilau.
Dari Kabupaten Barru, pembangunan jalur kereta api kini digenjot untuk wilayah yang melintasi Kabupaten Pangkep dan Maros. Pada dua wilayah tersebut, panjang jalur ditarget sepanjang 59,6 kilometer. Dengan lebih dulu menyelesaikan pembebasan lahannya.