Lima Orang Warga Binaan Wisuda dalam Lapas Singkawang

Wisuda program diploma 1 teologi di Lapas Singkawang. DOC: (ANTARA)

KabarIndonesia.id — Sedikitnya lima orang warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Singkawang, Kalimantan Barat, yang berhasil menyelesaikan pendidikan sertifikat Diploma 1 Teologi diwisuda dalam lapas tersebut.

Wisuda ini menjadi momen bersejarah karena merupakan kali pertama warga binaan Lapas Singkawang menyelesaikan program pendidikan tingkat diploma dalam bidang teologi.

Lima warga binaan yang berhasil lulus tersebut dinyatakan sukses setelah menempuh pendidikan secara daring (dalam jaringan) selama satu tahun, yang merupakan hasil kerja sama antara Lapas Singkawang, Sekolah Tinggi Teologi Anugerah Indonesia (STTAI) Surabaya, dan Yayasan Indonesia Bangkit Bersinar (YIBB).

Kalapas Kelas IIB Singkawang, Priyo Tri Laksono, pada kesempatan itu menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pendidikan warga binaan ini.

“Lima warga binaan tersebut dinyatakan lulus setelah menempuh pendidikan secara daring (dalam jaringan) selama satu tahun melalui kerja sama dengan Sekolah Tinggi Teologi Anugerah Indonesia (STTAI) Surabaya dan Yayasan Indonesia Bangkit Bersinar (YIBB),” ujarnya di Singkawang, Pada Haru Rabu (11/12/2024).

Ia menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan hal yang luar biasa, mengingat ini merupakan wisuda Diploma I pertama yang digelar di Lapas Singkawang.

Menurut Priyo, pendidikan tersebut tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi langkah penting dalam proses pembinaan warga binaan agar mereka lebih siap dan memiliki bekal yang cukup saat kembali ke masyarakat.

Ia pun mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada Sekolah Tinggi Teologi Anugerah Indonesia (STTAI) Surabaya dan Yayasan Indonesia Bangkit Bersinar (YIBB) atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik.

“Kerja sama ini sangat berarti bagi warga binaan, karena selain memperoleh ilmu, mereka juga mendapatkan kesempatan untuk berkembang dan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah menjalani masa hukuman,” ungkapnya.

Kalapas Priyo juga menambahkan bahwa pihaknya akan terus berupaya agar lebih banyak lagi warga binaan yang dapat mengikuti pendidikan serupa di masa mendatang.

Selain itu, dia berencana untuk mengembangkan program pendidikan yang lebih tinggi untuk warga binaan yang sudah menyelesaikan pendidikan tingkat Diploma I.

“Ke depannya, kami akan mengupayakan agar program pendidikan ini bisa dilanjutkan hingga jenjang sarjana. Kami tentu berharap kerja sama yang baik ini bisa terus terjalin dengan STTAI Surabaya dan YIBB,” kata Priyo.

Di samping pendidikan, Lapas Singkawang juga memberikan perhatian besar terhadap pengembangan keterampilan warga binaan. Salah satu program yang diadakan adalah pelatihan keterampilan dalam bidang pertukangan.

Program ini dirancang untuk mendukung warga binaan dalam mengembangkan keterampilan praktis yang dapat mereka gunakan setelah bebas nanti.

“Kami juga memberikan pelatihan keterampilan pertukangan, yang merupakan salah satu program pembinaan yang sangat penting untuk meningkatkan keterampilan praktis mereka.

Keterampilan ini nantinya bisa menjadi bekal hidup dan sumber penghasilan mereka setelah keluar dari lapas,” ujarnya.

Priyo menegaskan bahwa pelatihan keterampilan ini bukan hanya untuk mengisi waktu luang, tetapi lebih untuk mempersiapkan warga binaan agar memiliki kemampuan yang berguna bagi kehidupan mereka di luar penjara.

Pelatihan pertukangan ini mencakup berbagai keterampilan, seperti pembuatan furnitur, perbaikan bangunan, dan keterampilan lainnya yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

“Kami berharap dengan keterampilan ini, warga binaan bisa lebih mandiri dan memiliki daya saing yang lebih baik di dunia kerja setelah mereka bebas,” ujar Priyo.

Sebagai bagian dari program kemandirian ini, warga binaan yang berhasil mengikuti pelatihan akan mendapatkan sertifikat yang diakui secara resmi.

Sertifikat pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan atau memulai usaha mandiri setelah kembali ke masyarakat.

“Sertifikat pelatihan ini sangat penting untuk mereka, karena menjadi salah satu bukti kompetensi yang diakui oleh pihak luar. Ini akan menjadi modal penting bagi mereka untuk mencari pekerjaan atau membuka usaha sendiri,” kata Priyo.

Dengan berbagai program pembinaan yang ada, Lapas Singkawang berharap bisa memberikan dampak positif bagi proses reintegrasi sosial warga binaan, agar mereka dapat lebih siap dan mampu berkontribusi positif di masyarakat setelah menjalani masa pidana.

“Kami ingin agar warga binaan yang bebas nantinya tidak hanya membawa bekal pendidikan dan keterampilan, tetapi juga memiliki mental yang lebih baik, siap untuk membangun kehidupan yang lebih baik di luar,” tambahnya.

Pihak Lapas juga berkomitmen untuk terus berinovasi dalam program pembinaan yang tidak hanya mencakup pendidikan formal dan keterampilan, tetapi juga pembinaan karakter yang dapat mendukung perubahan positif bagi setiap warga binaan.

(Sumber: kabarkalimantan.id)