KabarIndonesia.id — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bahwa kondisi saat ini berbeda dengan masa PSBB dan PPKM Mikro. Luhut mengatakan bahwa kini hampir semua wilayah di Jawa didominasi oleh virus Corona varian Delta.
"Anda bisa lihat PSBB 1, PSBB 2, PPKM Kabupaten/Kota, PPKM Mikro semua relatif sebenarnya naik tetapi masih terkendali. Tetapi begitu kita masuk varian delta, peningkatan kasus COVID-19 didominasi oleh varian delta," kata Luhut dalam siaran persnya, Kamis (15/7).
Luhut menampilkan sebuah grafik yang menunjukkan peningkatan kasus Corona yang begitu cepat. Dia menunjukkan bahwa varian Delta mendominasi hampir semua di Pulau Jawa.
"Kalau kita lihat yang marun ini, itulah dia (varian delta). Jadi hampir semua di Jawa ini kalau nggak boleh saya katakan, ya semua, itu dikontrol oleh varian delta," ungkapnya di kutip oleh Detikcom
"Di mana, delta ini menurut semua yang baca, itu enam kali lebih cepat (penularannya) dibanding alfa atau PSBB 1 dengan PSBB 2," lanjutnya.
Menurutnya, saat ini Indonesia sedang berhadapan dengan musuh yang berbeda. Luhut menyatakan siap menghadapi semua ini dengan segala sumber daya yang ada.
"Jadi kita menghadapi musuh yang beda. Jadi musuh yang beda ini ya tentu kita dengan segala resources kita, kita hadapin tapi tidak mudah," ujarnya.
Sebelumnya diketahui bahwa kasus Corona di Indonesia untuk pertama kalinya menembus angka 50 ribu kasus sehari per 14 Juli kemarin. Pada 6 Juli lalu, Luhut menyebut angka 40 ribu, 50 ribu, 60 ribu, dan 70 ribu kasus sebagai batasan terburuk pandemi COVID-19 di Indonesia. Tidak jelas betul, mana yang menjadi batasan mutlak, apakah 40 ribu atau 70 ribu. Yang jelas, angka-angka itu semakin dekat saja dari kenyataan yang kini bergerak.
"Tapi kalau kasus ini lebih nanti daripada 40 ribu, 50 ribu, kita tentu akan membuat skenario siapa yang akan kita nanti minta tolong dan sudah mulai kita kerucut itu semua. Oksigen sampai hari ini kami hitung sudah dibuat skenario oleh tim itu bisa sampai 5.000, mungkin malah paling jelek kita sudah bikin sampai 60-70 ribu kasus per hari. Tapi kita tidak berharap itu terjadi karena teman-teman polisi, TNI, saya kira sudah melakukan penyekatan yang cukup baik," ujar Luhut.