Mahasiswi di Makassar Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

KabarIndonesia.id — Makassar digemparkan dengan penemuan seorang mahasiswi berinisial CP (22) yang ditemukan tewas dalam keadaan tergantung di dalam kamar kosnya.

Korban diduga mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di Jalan Kejayaan, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Kejadian tragis ini terungkap setelah pihak kepolisian mendapat laporan dari warga setempat pada Rabu (30/10/2024).

Panit Reskrim Polsek Tamalanrea, Ipda Taufik, mengungkapkan bahwa pihaknya langsung bergerak cepat setelah menerima laporan tersebut.

“Kami menerima informasi dari masyarakat setempat bahwa ada kejadian di lokasi, dan segera menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk melakukan pemeriksaan,” kata Taufik saat memberikan keterangan kepada awak media di lokasi kejadian.

Setibanya di lokasi, pihak kepolisian mencoba mengintip ke dalam kamar melalui celah jendela. Di sana, mereka melihat korban sudah dalam keadaan tidak bernyawa dengan posisi tergantung di belakang pintu kamarnya.

“Kami melihat dari celah jendela bahwa korban sudah tidak bernyawa. Diperkirakan korban meninggal karena gantung diri sesuai dengan pengamatan awal kami,” lanjutnya.

Pintu kamar korban kemudian dibuka bersama warga setempat. Jenazah CP langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Meski demikian, hingga saat ini pihak kepolisian belum bisa memastikan berapa lama korban sudah meninggal dunia. “Kami belum dapat mengonfirmasi secara pasti berapa lama korban sudah meninggal, tapi diperkirakan sudah sejak Senin (28/10/2024). Jenazah masih dibawa ke Biddokkes untuk proses otopsi,” terang Taufik.

Meski dugaan awal mengarah pada kasus bunuh diri, pihak kepolisian masih menunggu hasil resmi dari pemeriksaan Biddokkes untuk mengetahui lebih detail penyebab kematian korban.

“Kami masih menunggu hasil otopsi dan akan melakukan pendalaman lebih lanjut terkait ada tidaknya tanda-tanda kekerasan di tubuh korban,” tambah Taufik.

Sementara itu, Kapolsek Tamalanrea, Kompol Muhammad Yusuf, menambahkan bahwa korban pertama kali ditemukan oleh kakak kandungnya, yang juga tinggal di rumah yang sama.

Yusuf menjelaskan, pada malam sebelumnya, kakak korban, yang baru pulang dari bekerja, tidak menemukan hal yang mencurigakan. Namun, pada keesokan harinya, ia mulai curiga ketika adiknya tidak kunjung keluar dari kamar.

“Pada Rabu (29/10/2024) malam sekitar pukul 22.00 WITA, saksi pulang ke rumah usai bekerja. Pagi harinya, ia tidak melihat adiknya keluar dari kamar seperti biasa. Lalu, saat berada di dapur, saksi mencium bau bangkai yang sangat menyengat,” ujar Yusuf.

Awalnya, kakak korban mengira bau tersebut berasal dari tikus mati, sehingga ia memeriksa area dapur dan belakang rumah.

Namun, setelah tidak menemukan apapun, ia menyadari bahwa bau menyengat tersebut berasal dari kamar adiknya. “Saksi memanggil-manggil nama korban, tetapi tidak ada jawaban. Ketika mencoba membuka pintu, ia kesulitan karena pintu terhalang oleh tubuh korban yang bersandar di belakang pintu,” jelas Yusuf.

Dari celah pintu yang sedikit terbuka, kakak korban melihat darah di lantai, yang kemudian memicunya untuk segera menghubungi kakak sepupunya dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Tamalanrea.

“Sekitar pukul 14.00 WITA, petugas gabungan tiba di lokasi dan menemukan jasad korban tergantung di belakang pintu,” tutup Yusuf.

Hingga saat ini, pihak kepolisian belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kemungkinan alasan di balik tindakan bunuh diri tersebut.

Namun, berdasarkan keterangan dari keluarga dan teman-teman korban, CP diketahui belakangan ini cenderung lebih tertutup dan jarang berkomunikasi dengan orang lain.

Sementara itu, pihak keluarga korban tampak sangat terpukul dengan kejadian ini. Meski demikian, keluarga telah menyatakan menolak untuk dilakukan autopsi lebih lanjut dan hanya meminta visum luar.

Polisi menghormati keputusan tersebut, namun tetap melanjutkan penyelidikan untuk memastikan tidak ada faktor lain yang berperan dalam kematian korban.

Pihak kepolisian terus mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental di lingkungan sekitar. Taufik juga menekankan pentingnya peran keluarga dan teman-teman dekat dalam mengamati perubahan perilaku yang signifikan pada seseorang.

“Jika ada perubahan perilaku seperti korban yang tiba-tiba lebih tertutup atau tidak berkomunikasi seperti biasa, jangan abaikan. Segera ajak bicara atau libatkan pihak yang bisa memberikan bantuan,” pesannya.

Kasus ini kembali menjadi pengingat akan pentingnya dukungan psikologis dan mental health awareness di kalangan masyarakat, terutama di kalangan generasi muda yang kerap menghadapi tekanan emosional dan mental yang besar.

Catatan: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.

(Sumber: kabarmakassar.com)