KabarIndonesia.id — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang mendapatkan penghargaan sebagai Pembina Terbaik Tingkat Kabupaten/Kota dalam Program Keamanan Pangan Olahan Siap Saji. Penghargaan ini diberikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI) dan diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Kesehatan RI, Dante Saksono Harbuwono, kepada Bupati Rembang Abdul Hafidz di acara yang berlangsung di The St Regis Jakarta pada Rabu (12/12/2024).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Rembang melalui Subkor Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja, dan Olahraga, Al Furqon, menjelaskan bahwa hanya dua kabupaten di Jawa Tengah yang meraih penghargaan tersebut, yaitu Rembang dan Brebes. Menurutnya, capaian ini menjadi istimewa karena merupakan kali pertama bagi Pemkab Rembang menerima penghargaan semacam ini dari Kementerian Kesehatan.
“Penghargaan ini terbilang mengejutkan karena proses penilaiannya dilakukan secara ‘silent’ (diam) oleh Kementerian Kesehatan. Berbeda dengan penilaian lomba atau penghargaan lainnya yang biasanya melibatkan evaluasi langsung,” ungkap Al Furqon.
Al Furqon menjelaskan bahwa penghargaan ini diberikan berdasarkan pelaporan aktivitas pembinaan yang dilakukan di wilayah kerja. Proses pelaporan dilakukan melalui sistem e-monev (elektronik monitoring dan evaluasi), sehingga datanya langsung diterima oleh berbagai tingkatan, mulai dari tingkat kabupaten hingga kementerian, bahkan sampai ke kepresidenan.
“Kegiatan kami di lapangan melibatkan pembinaan sektor pangan olahan siap saji. Pembinaan ini mencakup pengusaha katering, restoran, hingga pedagang kaki lima. Semua aktivitas ini didokumentasikan dan dilaporkan secara elektronik ke Kementerian Kesehatan,” tambahnya.
Salah satu langkah strategis yang dilakukan oleh Pemkab Rembang adalah memberdayakan petugas sanitarian di setiap Puskesmas. Petugas ini bertugas memberikan edukasi dan pembinaan kepada pelaku usaha di sektor pangan olahan siap saji, mulai dari katering hingga warung kecil. Setelah dilakukan pembinaan dan pelaku usaha memenuhi persyaratan tertentu, laporan hasil pembinaan dikirim melalui sistem pelaporan elektronik.
Program keamanan pangan olahan siap saji yang dicanangkan Pemkab Rembang tidak hanya berhenti pada aspek pelaporan. Berdasarkan hasil investigasi di lapangan, sejumlah pelaku usaha katering di Rembang mengaku mendapatkan banyak manfaat dari program pembinaan ini. Salah seorang pengusaha katering, Siti Rahayu, menyebutkan bahwa pembinaan yang dilakukan oleh petugas sanitarian memberikan pengetahuan baru tentang cara menjaga kebersihan dan kualitas pangan.
“Kami diajari tentang bagaimana memilih bahan baku yang aman, cara pengolahan yang higienis, hingga penyimpanan makanan agar tetap layak konsumsi. Program ini sangat membantu kami meningkatkan kepercayaan konsumen,” ujar Siti.
Selain itu, para pedagang kaki lima yang menjadi sasaran program juga merasakan dampaknya. Meskipun sederhana, edukasi yang diberikan membuat mereka lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dalam proses pengolahan makanan. Ahmad, seorang pedagang gorengan di Rembang, mengatakan bahwa ia kini rutin membersihkan peralatan masaknya sesuai dengan panduan yang diberikan oleh petugas.
“Awalnya saya merasa ini hanya formalitas, tapi ternyata setelah diterapkan, pelanggan saya lebih banyak karena mereka percaya makanan saya bersih,” katanya.
Penghargaan ini juga mencerminkan upaya terpadu yang dilakukan oleh berbagai pihak di Kabupaten Rembang. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang, melalui timnya, terus melakukan inovasi untuk memastikan program ini berjalan efektif. Salah satu inovasi yang diterapkan adalah sistem monitoring berbasis aplikasi yang memungkinkan pengawasan dilakukan secara real-time.
Di sisi lain, koordinasi lintas sektor turut menjadi kunci keberhasilan program ini. Pemkab Rembang bekerja sama dengan berbagai instansi, termasuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kolaborasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh pelaku usaha di sektor pangan mematuhi standar yang telah ditetapkan.
Meskipun telah meraih penghargaan, Pemkab Rembang tetap menghadapi sejumlah tantangan dalam implementasi program ini. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di lapangan. Al Furqon mengakui bahwa jumlah petugas sanitarian belum sebanding dengan luas wilayah dan jumlah pelaku usaha yang harus dibina.
“Kami berupaya mengoptimalkan SDM yang ada dengan memberikan pelatihan tambahan. Harapannya, ke depan kami dapat menambah jumlah petugas untuk menjangkau lebih banyak pelaku usaha,” jelasnya.
Selain itu, tingkat kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keamanan pangan juga masih perlu ditingkatkan. Beberapa pelaku usaha masih menganggap bahwa program ini hanya sebagai formalitas tanpa memahami manfaat jangka panjangnya. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Rembang berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi secara masif.
Ke depan, Pemkab Rembang berharap dapat mempertahankan prestasi ini sekaligus meningkatkan kualitas pembinaan. Salah satu rencana yang tengah disusun adalah melibatkan komunitas lokal untuk ikut serta dalam program edukasi keamanan pangan. Dengan demikian, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keamanan pangan dapat terus tumbuh.
Penghargaan sebagai Pembina Terbaik Keamanan Pangan Olahan Siap Saji yang diraih Pemkab Rembang menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Melalui berbagai program pembinaan dan inovasi, Pemkab Rembang berhasil memberikan dampak positif, tidak hanya bagi pelaku usaha tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan.
Namun, penghargaan ini juga menjadi tantangan untuk terus mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas program di masa mendatang. Dengan dukungan semua pihak, baik dari pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat, harapan untuk menjadikan Rembang sebagai salah satu daerah percontohan keamanan pangan di Indonesia bukanlah hal yang mustahil.
(Sumber: KabarJawa.com)