KabarIndonesia.id — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang terus berupaya keras menanggulangi masalah stunting yang menjadi isu kesehatan penting di Indonesia.
Penjabat (Pj) Bupati Sumedang, Yudia Ramli, menyatakan optimisme yang besar dalam menurunkan prevalensi stunting di daerahnya yang saat ini berada di angka 14%, menuju 7% dalam waktu yang relatif singkat.
Hal ini didasari oleh pelaksanaan berbagai program strategis yang telah digulirkan oleh pemerintah daerah dalam beberapa tahun terakhir.
Stunting, kondisi di mana anak mengalami kekurangan gizi kronis yang menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otak, menjadi perhatian serius banyak daerah, termasuk Sumedang.
Dalam upaya menanggulangi masalah ini, Pemkab Sumedang mengandalkan berbagai program intervensi yang terintegrasi untuk mencapainya.
“Melalui sinergi yang kuat antara pemerintah daerah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, kami optimistis target penurunan angka stunting menjadi 7% dapat tercapai.
Program intervensi gizi yang terintegrasi telah dijalankan secara masif,” kata Yudia Ramli dengan penuh keyakinan.
Bupati Yudia menambahkan, langkah-langkah konkret yang diambil Pemkab Sumedang telah diimplementasikan dengan penuh komitmen untuk menurunkan angka stunting.
Salah satu upaya yang sedang dan akan terus dilakukan adalah pemberian makanan tambahan (PMT) kepada kelompok rentan, terutama ibu hamil, anak-anak balita, dan kelompok lain yang membutuhkan perhatian khusus terkait asupan gizi mereka.
Program ini bertujuan untuk memberikan asupan gizi yang cukup dan tepat bagi anak-anak yang berada dalam masa pertumbuhan, sekaligus memperbaiki pola makan ibu hamil agar anak yang dilahirkan dapat tumbuh dengan baik tanpa gangguan stunting.
Salah satu hal yang juga ditekankan oleh Yudia adalah pentingnya edukasi mengenai pola asuh kepada keluarga. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran orang tua, khususnya ibu, tentang pentingnya pemberian gizi yang seimbang dan perhatian khusus terhadap kesehatan anak.
“Kami mengajak orang tua, terutama ibu, untuk lebih peduli dengan pola asuh yang sehat dan gizi yang tepat. Ini merupakan langkah fundamental dalam mengurangi risiko stunting,” tambahnya.
Edukasi ini juga mencakup pentingnya menjaga kebersihan diri dan lingkungan sebagai bagian dari peran keluarga dalam mencegah stunting.
Tak hanya itu, peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak juga menjadi salah satu fokus utama Pemkab Sumedang.
Pemkab memastikan bahwa fasilitas kesehatan di wilayah tersebut memiliki standar yang memadai dan dapat menjangkau masyarakat di seluruh pelosok daerah.
Peningkatan kualitas layanan kesehatan ini diharapkan bisa menurunkan angka kematian ibu dan bayi, yang sering kali menjadi faktor pendorong tingginya angka stunting.
Pembangunan infrastruktur sanitasi dan penyediaan air bersih juga menjadi langkah strategis yang tidak kalah penting dalam upaya penurunan angka stunting.
Kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk diare dan penyakit menular lainnya yang dapat menyebabkan malnutrisi.
Oleh karena itu, Pemkab Sumedang berkomitmen untuk terus memperbaiki fasilitas air bersih dan sanitasi di daerah-daerah yang belum terjangkau.
“Kami berharap hasil survei yang akan dilakukan di Kabupaten Sumedang nantinya sesuai dengan ekspektasi. Data ini sangat penting bagi pemerintah daerah untuk mengevaluasi sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Sumedang,” ujar Yudia.
Survei yang dimaksud adalah Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dilakukan oleh Tim Enumerator. Survei ini merupakan salah satu alat untuk mengukur prevalensi stunting di berbagai wilayah di Indonesia.
Melalui data yang akurat, Pemkab Sumedang berharap dapat mengidentifikasi daerah-daerah yang membutuhkan perhatian lebih dalam penanganan stunting.
Pemerintah daerah juga terus mengimbau masyarakat untuk aktif berpartisipasi dalam upaya penurunan angka stunting.
Selain melalui program-program yang dijalankan oleh Pemkab, partisipasi aktif masyarakat sangat dibutuhkan, terutama dalam hal menjaga kesehatan keluarga dan lingkungan.
Melalui kerja sama yang intens antara pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak terkait, Pemkab Sumedang yakin bahwa penurunan angka stunting ini bukanlah hal yang mustahil.
“Kami mengajak semua pihak untuk bergotong royong dalam mewujudkan target ini. Kami percaya, dengan langkah konkret dan kerja sama yang intensif, Sumedang optimistis dapat menjadi salah satu kabupaten percontohan dalam penanganan stunting di Indonesia,” ujar Yudia.
Optimisme Pemkab Sumedang tersebut tidak terlepas dari berbagai dukungan yang diberikan oleh pemerintah pusat dan provinsi, serta lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang aktif dalam program-program penanggulangan stunting.
Keberhasilan Sumedang dalam menurunkan angka stunting akan menjadi model yang diharapkan dapat diikuti oleh kabupaten dan kota lain di Indonesia.
Jika target ini tercapai, Sumedang akan menjadi salah satu contoh sukses dalam mengatasi masalah stunting yang masih menjadi tantangan besar di banyak daerah.
Namun, meskipun Pemkab Sumedang sudah mengimplementasikan berbagai langkah strategis, tantangan tetap ada. Salah satu kendala yang dihadapi adalah masalah anggaran yang terbatas.
Walaupun demikian, pemerintah daerah terus berupaya untuk mengoptimalkan penggunaan anggaran dan mencari sumber dana lain untuk mendukung program penurunan stunting ini.
Selain itu, pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik dan pola asuh yang sehat perlu terus ditingkatkan agar perubahan yang terjadi dapat berlangsung dalam jangka panjang.
Secara keseluruhan, dengan berbagai langkah yang telah dan sedang dilaksanakan, Pemkab Sumedang optimistis bahwa angka stunting di daerahnya akan mengalami penurunan yang signifikan dalam waktu dekat.
Keberhasilan ini sangat penting untuk menciptakan generasi muda yang sehat dan berkualitas, yang pada akhirnya dapat menjadi pilar kemajuan daerah dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
Dengan sinergi yang kuat dan komitmen yang tinggi dari berbagai pihak, Sumedang diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya penanggulangan stunting, serta menginspirasi upaya-upaya lebih besar untuk mencapai Indonesia Sehat 2030.
(Sumber:kabarjawa.com)