KabarIndonesia.id — Pencarian seorang pemuda bernama Jihad Ramadhani (22) yang tenggelam di Bendungan Benteng memasuki hari kedua, menyisakan harapan dan kecemasan bagi keluarga dan warga setempat. Kejadian tragis ini bermula pada Sabtu (2/11), ketika Jihad dan temannya memutuskan untuk berenang di bendungan yang dikenal dengan arusnya yang cukup deras.
Saksi mata melaporkan bahwa Jihad tenggelam setelah terjebak dalam arus yang tiba-tiba. Masyarakat setempat segera melaporkan insiden tersebut kepada Tim SAR, memicu respons cepat dari pihak berwenang. “Korban atas nama Jihad ini sudah dalam proses pencarian sejak Sabtu kemarin. Tim rescue yang bergerak dari Unit Siaga SAR Pare-Pare sudah dikerahkan,” ungkap Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Makassar, Andi Sultan.
Namun, pencarian tidak dapat segera dilakukan. Tim SAR tiba di lokasi pada malam hari, dan kondisi gelap serta arus yang berbahaya membuat pencarian harus ditunda. “Kondisi di lapangan tidak memungkinkan untuk segera melakukan pencarian, maka pagi tadi tim baru melakukan pencarian,” jelas Sultan.
Dengan semangat pantang menyerah, tim rescue mulai menyusuri area sekitar Sungai Saddang sejauh 5 kilometer di kedua sisi bendungan menggunakan perahu karet. Strategi ini diambil untuk memaksimalkan peluang menemukan Jihad. “Kemungkinan juga, jika kondisi mendukung, kami akan melakukan penyelaman. Namun, kami harus sangat hati-hati dengan kondisi air di bendungan tersebut,” tambahnya.
Operasi pencarian ini tidak hanya melibatkan tim SAR, tetapi juga melibatkan masyarakat yang peduli. Warga setempat berdoa dan berharap agar Jihad segera ditemukan dan bisa kembali ke pangkuan keluarganya. Banyak yang berbondong-bondong datang ke lokasi, memberikan dukungan moral kepada tim pencari.
Hingga berita ini diturunkan, operasi SAR masih berlangsung, dengan harapan tim akan segera menemukan Jihad. “Pihak berwenang dan tim SAR terus melakukan upaya terbaik dalam pencarian ini. Kami akan memberikan informasi selanjutnya seiring perkembangan operasi di lapangan,” pungkas Sultan.
Kejadian ini menyoroti pentingnya kewaspadaan saat beraktivitas di lokasi dengan arus air yang kuat. Para ahli mengingatkan bahwa meskipun berenang di tempat yang terlihat aman, risiko selalu ada. Semoga Jihad segera ditemukan, dan insiden ini menjadi pelajaran bagi kita semua. (KabarMakassar.com/Atri Suryatri Abbas)