Pengguna Face Recognition KAI Daop 8 Capai 1 Juta

Ilustrasi Layanan 'Scan Wajah' di Stasiun. DOC: (INT)

KabarIndonesia.id — Untuk mendukung teknologi ramah lingkungan, KAI Daop 8 Surabaya menerapkan Face Recognition Boarding Gate. Inovasi ini tidak hanya mempermudah pelanggan, tetapi juga mengurangi penggunaan tiket fisik, yang pada akhirnya mengurangi limbah kertas. Teknologi ini semakin banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan kenyamanan dan efisiensi operasional

Menurut Manajer Humas KAI Daop 8, Luqman Arif, teknologi Face Recognition ini menawarkan berbagai keuntungan, baik untuk pelanggan maupun perusahaan. Salah satu nilai tambah yang disampaikan adalah kemudahan bagi pelanggan KA dalam melakukan proses boarding, serta pengurangan antrean, terutama pada periode liburan atau momen-momen tertentu yang cenderung ramai, seperti Natal dan Tahun Baru 2024/2025.

Luqman Arif juga menambahkan bahwa penerapan sistem ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan KAI, dengan lebih fokus pada penghematan waktu dan kenyamanan pengguna jasa. Seiring berjalannya waktu, teknologi ini semakin diterima oleh pengguna yang melihat manfaat praktisnya.

Sejak diperkenalkan pada tahun 2023, penggunaan Face Recognition Boarding Gate menunjukkan perkembangan yang signifikan. Sepanjang periode 2024, tercatat lebih dari 1 juta pengguna memanfaatkan fasilitas ini. Berdasarkan data yang dihimpun, mulai dari 1 Januari hingga Oktober 2024, sebanyak 1.010.531 pelanggan di wilayah Daop 8 Surabaya telah menggunakan teknologi ini di tiga stasiun besar, yakni Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Surabaya Pasar Turi, dan Stasiun Malang.

Sebagai perbandingan, pada tahun 2023, hanya tercatat sekitar 578.280 pelanggan yang menggunakan layanan ini. Angka tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam jumlah pengguna, yang tentunya menjadi indikator keberhasilan penerapan teknologi ini.

Face Recognition Boarding Gate pertama kali diperkenalkan di Stasiun Surabaya Gubeng pada 10 Maret 2023. Beberapa hari setelahnya, pada 12 Maret 2023, teknologi yang sama diimplementasikan di Stasiun Malang, dan pada 23 Mei 2023, Stasiun Surabaya Pasar Turi juga mulai menggunakan sistem ini. Proses boarding dengan menggunakan teknologi pengenalan wajah ini dirancang untuk memudahkan pelanggan tanpa perlu mencetak tiket fisik.

Luqman menjelaskan bahwa pelanggan cukup melakukan pemindaian wajah di gate boarding, dan jika data yang terdaftar sudah sesuai dengan tiket dan persyaratan lainnya, pintu boarding akan terbuka secara otomatis.

Keamanan data menjadi isu penting dalam penerapan teknologi seperti Pengenalan Wajah. Menyanggapi kekhawatiran masyarakat tentang perlindungan data pribadi, KAI memastikan bahwa sistem yang digunakan memenuhi standar internasional. KAI telah mengimplementasikan sistem manajemen keamanan berstandar ISO 27001, yang bertujuan untuk menjaga integritas dan kerahasiaan informasi data pelanggan.

Data yang disimpan termasuk nama, NIK, dan foto pelanggan, yang hanya digunakan untuk keperluan proses boarding. KAI memastikan bahwa data tersebut akan disimpan selama satu tahun, dan setelah itu akan dihapus secara otomatis melalui sistem, untuk menjaga keamanan dan privasi pelanggan.

Bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan layanan Face Recognition Boarding Gate, mereka perlu melakukan registrasi terlebih dahulu. Registrasi ini berlaku untuk penggunaan selanjutnya tanpa perlu mengulang pendaftaran. Proses registrasi bisa dilakukan langsung di stasiun yang telah menyediakan layanan tersebut, dengan bantuan petugas di lokasi.

Selain itu, masyarakat juga dapat melakukan pendaftaran melalui aplikasi Access by KAI dengan langkah-langkah yang mudah. Pengguna cukup membuka tab menu akun pada aplikasi, lalu memilih menu registrasi Face Recognition. Setelah itu, mereka diminta untuk membaca syarat dan ketentuan, kemudian memeriksa data diri yang meliputi nama lengkap, NIK, dan tanggal lahir.

Berikut adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh calon pengguna untuk mendaftar:

  1. Buka aplikasi Access by KAI dan pilih menu registrasi Face Recognition.
  2. Setujui syarat dan ketentuan registrasi.
  3. Periksa kembali data diri, seperti nama lengkap, NIK, dan tanggal lahir, lalu klik “Foto Selfie” untuk menyelesaikan proses verifikasi.
  4. Ikuti petunjuk untuk mengambil foto selfie yang benar.
  5. Ambil foto KTP dengan mengikuti ketentuan yang ada.
  6. Setelah foto selfie dan data diri lengkap, klik “Daftar Sekarang”.
  7. Konfirmasikan data yang diberikan, lalu klik “Ya, Daftar” untuk menyelesaikan pendaftaran.
  8. Proses registrasi selesai dan pengguna dapat langsung menggunakan fasilitas Face Recognition Boarding Gate.

Salah satu alasan mengapa KAI mengimplementasikan teknologi ini adalah untuk mendukung program ramah lingkungan. Dengan mengurangi penggunaan tiket fisik, diharapkan limbah kertas yang dihasilkan dapat diminimalkan. Selain itu, teknologi ini juga membantu mengurangi jejak karbon yang dihasilkan dari proses cetak tiket dan pengelolaan kertas.

Meskipun teknologi ini memberikan banyak keuntungan, tentu ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya memastikan bahwa seluruh infrastruktur yang mendukung sistem ini dapat berjalan dengan lancar. Hal ini mencakup kualitas kamera pengenalan wajah yang harus akurat dan cepat, serta kestabilan koneksi internet yang diperlukan untuk proses verifikasi.

Selain itu, terdapat juga tantangan untuk memastikan bahwa masyarakat dapat dengan mudah mengakses fasilitas ini, baik melalui aplikasi maupun langsung di stasiun.

Berdasarkan pengamatan, banyak pelanggan yang menyambut baik kehadiran teknologi ini. Mereka merasa terbantu dengan proses boarding yang lebih cepat dan efisien, tanpa perlu lagi antri untuk memeriksa tiket fisik. Meskipun ada beberapa kekhawatiran mengenai keamanan data pribadi, sebagian besar pelanggan merasa percaya karena KAI sudah menjamin sistem keamanan yang sesuai dengan standar internasional.

Penerapan Face Recognition Boarding Gate oleh KAI Daop 8 Surabaya membawa berbagai manfaat bagi pelanggan, seperti efisiensi waktu dan kenyamanan, serta mendukung kelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas. Selanjutnya, teknologi ini diharapkan dapat terus berkembang dan diterapkan di lebih banyak stasiun di seluruh Indonesia. Dengan semakin banyaknya pengguna, KAI optimis bahwa penerapan teknologi ini akan semakin mengukuhkan posisinya sebagai penyedia transportasi yang inovatif dan ramah lingkungan.

Namun, untuk memaksimalkan manfaat tersebut, penting bagi KAI untuk terus menjaga kualitas infrastruktur, memperhatikan masukan dari pelanggan, dan memastikan perlindungan data pelanggan tetap terjaga dengan baik.

(Sumber: kabarjawa.com)