News  

Potensi Silika Kaltim Ditingkatkan Melalui Hilirisasi

Ketua DPP Pertamisi Raden Sukhyar, Ketua DPW Pertamisi Kalimantan Timur Tandi Soenarto, Anggota DPD RI, Yulianus Henock Sumual foto bersama pengurus DPD Pertamisi Kaltim periode 2024-2029 yang baru dilantik. (Tribun)

KabarIndonesia.id — Kalimantan Timur (Kaltim) kaya akan Sumber Daya Alam (SDA), terutama dalam bidang pertambangan. Salah satu SDA yang memiliki potensi besar adalah silika, yang diyakini akan menjadi primadona penerus industri pertambangan masa depan. Potensi cadangan silika yang melimpah di daerah ini memberikan peluang besar untuk pengembangan industri yang lebih maju dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, langkah strategis dilakukan oleh Dewan Pimpinan Wilayah Perkumpulan Pertambangan dan Industri Silika Indonesia (Pertamisi) Kalimantan Timur, dengan pelantikan pengurus periode 2024-2029 yang resmi dilakukan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pertamisi, Raden Sukhyar, pada Sabtu, (14/12), di Hotel Harris, Samarinda.

Pelantikan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk perwakilan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, pemerintah kota, organisasi usaha pertambangan, anggota DPRD Provinsi, dan DPD RI. Pelantikan ini menjadi momentum penting untuk mempercepat pengembangan industri silika di Kalimantan Timur. Dalam kesempatan tersebut, Raden Sukhyar menegaskan bahwa Kalimantan Timur memiliki cadangan silika yang sangat besar dan menjadi potensi penting yang harus dimanfaatkan secara maksimal.

“Kalimantan Timur kaya akan sumber daya alam dan Kalimantan Timur memiliki cadangan silika yang sangat besar. Saat ini, fokus kami adalah memanfaatkan potensi besar silika untuk industri hilir, seperti semikonduktor, panel surya, dan produk berbasis kaca,” ungkap Raden Sukhyar. Penekanan pada pengembangan industri hilir menjadi kunci utama untuk meningkatkan nilai tambah silika dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.

Meskipun Indonesia menghadapi persaingan dari negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam, Raden Sukhyar menilai bahwa Kalimantan Timur memiliki keunggulan yang sangat besar dari segi sumber daya alam yang dapat membuat daerah ini lebih kompetitif di pasar global. Keunggulan ini menjadikan Kalimantan Timur berpotensi menjadi pusat industri silika di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Tandi Soenarto, Ketua DPW Pertamisi Kaltim, juga sepakat dengan pernyataan Ketua DPP Pertamisi dan menekankan pentingnya untuk terus mengoptimalkan potensi tersebut, meskipun eksplorasi silika di Kalimantan Timur masih menghadapi kendala perizinan.

Potensi cadangan silika di Kalimantan Timur diperkirakan mencapai sekitar 2 miliar metrik ton dan tersebar di beberapa daerah, termasuk Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dan Kabupaten Kutai Barat. Beberapa kawasan yang menjadi titik eksplorasi silika di antaranya adalah Danau Jempang, Danau Melintang, dan Danau Semayang. Meskipun potensi tersebut sudah diketahui, eksplorasi dan pemanfaatan sumber daya alam ini masih terbatas karena perizinan yang belum sepenuhnya mendukung pengembangan sektor ini.

Namun, Tandi Soenarto optimistis bahwa dengan dukungan penuh dari pemerintah dan investor, potensi besar ini dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Ia juga menekankan pentingnya hilirisasi, yaitu proses pengolahan sumber daya alam menjadi produk jadi dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Hilirisasi silika dapat melibatkan produksi kaca untuk bangunan, otomotif, dan panel surya, yang saat ini semakin berkembang seiring dengan tren penggunaan energi terbarukan.

“Pemerintah harus menarik investasi besar untuk membangun industri hilir. Kami tidak bisa hanya bergantung pada eksplorasi. Hilirisasi membutuhkan kolaborasi dengan perusahaan besar yang memiliki modal dan teknologi memadai,” ujar Tandi. Pengembangan industri hilir ini tidak hanya akan meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan baru yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kalimantan Timur.

Senada dengan itu, Anggota DPD RI, Yulianus Henock Sumual, mengungkapkan komitmennya untuk mendorong deregulasi dan mempermudah investasi di sektor silika. Yulianus juga melihat silika sebagai salah satu potensi energi alternatif yang ramah lingkungan dan bisa menjadi pengganti batubara di masa depan. “Silika bisa menjadi energi alternatif ramah lingkungan dan pengganti batubara di masa depan. Kami akan mendorong pemerintah pusat memberikan perhatian lebih pada hilirisasi industri ini,” ujarnya.

Pelantikan DPD Pertamisi Kalimantan Timur ini diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan dalam pengembangan industri silika di daerah tersebut. Tandi Soenarto juga menyatakan bahwa dengan potensi sumber daya yang melimpah, Kalimantan Timur memiliki peluang besar untuk menarik investor, yang pada gilirannya akan mendatangkan manfaat besar bagi perekonomian daerah. Selain itu, hilirisasi silika juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.

Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, diharapkan pengembangan industri silika di Kalimantan Timur dapat berjalan dengan optimal, membawa dampak positif bagi pembangunan ekonomi daerah dan mewujudkan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri silika global.

 

(Sumber: KabarKalimantan.id)