News  

Rusia Dibanjiri Sanksi, Siap-Siap Eropa Bisa Gelap Gulita

KabarIndonesia.ID

KabarIndonesia.id — Rusia saat ini tengah mempersiapkan langkah balasan atas deretan sanksi yang diterapkan negara-negara Eropa. Hal ini terkait serangan Negeri Beruang Putih itu ke Ukraina.

Salah satu hal yang tak luput dalam ancaman Rusia ke Eropa adalah energi. Benua Biru pun saat ini berada dalam bayang-bayang krisis energi baru bila Moskow memutus pasokan energinya.

Dilansir dari berbagai sumber menyatakan bahwa Deputi Perdana Menteri (PM) Rusia, Alexander Novak, mengatakan rencana pemotongan akan dilakukan pada pipa gas Nord Stream 1. Pipa gas ini merupakan pipa yang membentang di wilayah Laut Baltik.

"Kami memiliki hak untuk mengambil keputusan yang cocok dan memberlakukan embargo pada pemompaan gas melalui pipa gas Nord Stream 1," ujar Novak pada sesi pers pekan lalu sebagaimana dimuat Reuters.

Sekedar diketahui Eropa banyak menggantungkan pasokan energinya dari Rusia. Pada 2020, gas Rusia yang mengalir ke Eropa mencapai 167,7 miliar meter kubik. Jumlah ini setara 37,5% total impor gas alam Eropa, menurut BP Statistics.

Mengutip CNN International, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Eropa tidak dapat mengamankan pasokan energinya tanpa impor dari Rusia. Sekitar 40% gas Eropa berasal dari Beruang Merah, di mana Jerman, mendapatkan 32% sumber gas dari Rusia.

Bukan hanya Jerman, sejumlah negara juga akan terkena imbas. Sebut saja Italia Finlandia dan Latvia yang memiliki ketergantungan di atas 90% pada gas Rusia.

Ini juga termasuk Italia yang mengimpor 46%. Akan tetapi risiko krisis energi ditanggung lebih besar oleh negara-negara yang lebih kecil seperti Makedonia Utara, Bosnia dan Herzegovina, dan Moldova.

Sementara Inggris mungkin akan lebih aman karena setengah dari pasokan gasnya bersumber dari dalam negeri dan sebagian besar impor dari Norwegia dan Qatar. Begitu juga Spanyol yang tidak ada dalam daftar pelanggan utama Rusia karena mitra dagang terbesar negeri el Matador itu adalah Aljazair dan Amerika Serikat (AS).

Rusia sendiri adalah raja gas alam dunia. Seperempat lebih kebutuhan gas dunia dipasok oleh Rusia. Tepatnya, Rusia memiliki 26,2% pangsa ekspor di seluruh dunia dengan jumlah 197,7 miliar meter kubik, menurut data BP Statistical.

Rusia juga merupakan produsen gas alam terbesar kedua di dunia dengan kontribusi mencapai 16,6% produksi gas alam pada tahun 2020 dengan jumlah 638,5 miliar meter kubik. Cadangannya mencapai 1.320,5 miliar meter kubik, setara dengan 19,9% cadangan dunia.

Pakar energi di Pusat Studi Strategis dan Internasional, Nikos Tsafos, mengatakan bahwa bila pasokan gas dari Rusia ke Eropa dihambat, hal itu akan menjadi 'bencana besar'. Ia menyebut benua itu akan mengalami krisis energi yang sangat fatal.

"Pemutusan total ekspor energi Rusia akan menjadi bencana besar. Tidak ada cara bagi Eropa untuk menggantikan volume tersebut dengan cara yang berarti," katanya.