News  

VoA Biasa dan e-VoA ke Indonesia untuk Kazakhstan Mulai Berlaku

KabarIndonesia.ID

KabarIndonesia.id — Visa Kunjungan Saat Kedatangan (VoA) dan Visa Kunjungan Saat Kedatangan elektronik (e-VoA) ke Indonesia berlaku untuk Kazakhstan sejak Rabu, (18/01).

Silmy Karim Direktur Jenderal Imigrasi dari Direktorat Jenderal  Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor IMI-0018.GR.01.01 Tahun 2023 tentang Kebijakan Keimigrasian Mengenai Layanan Visa Kunjungan Saat Kedatangan Elektronik (Electronic Visa on Arrival/ E-VOA), Visa Kunjungan Saat kedatangan (Visa on Arrival), dan Bebas Visa Kunjungan Untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019. 

Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan, Dr. M. Fadjroel Rachman menyampaikan terimakasih kepada Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Hukum dan HAM yang telah memberikan fasilitas VoA biasa dan elektronik kepada Kazakhstan. 

“Kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih sebesar-besarnya kepada Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim dan jajarannya. Kebijakan ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar layanan keimigrasian semakin cepat, mudah, dan modern," ungkapnya di Jakarta, Rabu, (18/10). 

Ia mengatakan, pihaknya akan bekerja cepat melaksanakan arahan Presiden untuk mendorong kenaikan wisatawan dan investor asing ke Indonesia.

"Kami juga akan bekerja cepat, efektif dan efisien untuk melaksanakan arahan Presiden untuk mendorong kenaikan transaksi perdagangan, kedatangan wisatawan dan investor asing ke Indonesia. Tentu juga meningkatkan kerjasama politik, sosial-budaya, pendidikan, selain ekonomi," papar Dubes Fadjroel.

Juru Bicara Presiden periode 2019-2021 tersebut juga mengatakan bahwa kebijakan VoA biasa dan elektronik ini merupakan hadiah istimewa dalam rangka perayaan 30 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Kazakhstan. 

“Alhamdulillah, ini merupakan hadiah istimewah dalam rangka peringatan 30 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Kazakhstan pada tahun ini yang bertema memajukan pelayanan, inovasi dan kolaborasi pentahelix,” tuturnya.

"Bahkan kebijakan ini merupakan kabar gembira khusus bagi 4.000-an pendekar pencak silat di seluruh Kazakhstan mengingat Pencak Silat adalah lokomotif diplomasi budaya Indonesia di Kazakhstan,"

Kazakhstan merupakan  negara terkaya di Asia Tengah. Setiap tahun dari Kazakhstan ada 10 jutaan turis berkualitas (tinggal lebih lama dan berbelanja lebih banyak) ke seluruh dunia. 

"Potensi ini sangat besar untuk dimanfaatkan. Kami menyampaikan kepada Menparekraf Sandiaga Uno dan Deputy Pemasaran Kemenparekraf Ni Made Ayu Marthini pada tahun 2023 KBRI Astana menargetkan turis Kazakhstan ke Indonesia sekitar 10.000 orang sebagaimana angka kunjungan sebelum pandemi. Umumnya para wisatawan berkunjung ke Bali dan Lombok. Kolaborasi pentahelix diperlukan untuk menarik turis berkualitas lebih banyak dan menuju destinasi prioritas wisata lainnya di Indonesia," papar pemegang dua kali runner-up Social Media Awards 2022 dan 2023 kategori Duta Besar Kemenlu RI dari 131 perwakilan Indonesia di dunia. 

Dubes Fadjroel juga meyakini kebijakan imigrasi baru ini akan mendorong peningkatan transaksi perdagangan Indonesia – Kazakhstan ke angka signifikan senilai 1 (satu) miliar dolar AS, tentu mendorong peningkatan investasi ke Indonesia, termasuk investasi ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan.

"Insya Allah kerjasama antara Astana Ibu Kota Kazakhstan dan Nusantara Ibu Kota Indonesia segera ditandatangani pada tahun 2023, maka beragam kerjasama akan saling menguntungkan kedua negara," tuturnya.

Dubes Fadjroel juga menginformasikan bahwa Kazakhstan telah berhasil mengatasi pandemi Covid-19 secara signifikan. Dimana Kazakhstan menerapkan kebijakan bebas masker sejak Mei 2022 dan tidak melaporkan adanya penyebaran varian baru. 

Ia menuturkan, Kazakhstan juga sudah memberikan kebijakan Bebas Visa kepada Indonesia selama satu bulan.

"Kazakhstan juga sudah memberikan kebijakan Bebas Visa kepada Indonesia selama satu bulan. Kebijakan Indonesia memberikan Visa Kunjungan Saat Kedatangan biasa dan elektronik ini merupakan bukti saling percaya dan keinginan bekerjasama dalam tingkatan lebih tinggi dan lebih baik antara kedua negara," bebernya. 

Dubes Fadjroel menegaskan optimismenya dan menekankan bahwa KBRI Astana sekarang didesain menjadi KBRI Pelayanan atau The Serving Embassy. "Tugas utama KBRI Astana adalah melayani, melayani dan melayani," pungkasnya.