News  

Waspada Virus Marburg, Kenali Cara Penularannya!

KabarIndonesia.ID

KabarIndonesia.id — Meski belum ada laporan kasus paparan virus marburg di Indonesia, Kementerian Kesehatan tetap mengimbau masyarakat untuk waspada, mengingat fatalitas penyakit yang cukup tinggi. 

Dilansir dari IG kemenkes_ri, virus marburg dapat ditularkan dari seorang yang terinfeksi melalui darah, cairan tubuh (urin, saliva/air liur, keringat, feses/tinja, bekas muntah, ASI, dan cairan semen/sperma), dan alat serta pakaian yang digunakan. 

Virus marburg masuk melalui kulit yang terluka atau membran mukosa seperti mata, hidung, dan mulut yang tidak terlindungi. 

Orang yang Beresiko Tertular 

1. Keluarga dan petugas medis yang merawat pasien yang terkena penyakit virus marburg tanpa menerapkan upaya pencegahan dan pengendalia  infeksi (PPI). 

2. Orang yang memiliki riwayat perjalanan pada negara endemis Afrika dan riwayat kontak dengan kelelawar buah (Reusettus Aegyptiacus) atau memasuki tempat tinggak kelelawar. 

Sementara seseorang yang terpapar birus marburg akan merasakan gejala berupa demam tinggi, sakit kepala, malaise (kelelahan), nyeri otot, diare di hari ke 3 dan timbul ruam tidak gatal di hari ke 2-7. 

Tak hanya itu gejala berat seperti pendarahan juga dapat terjadi pada hari ke 5-7. Pendarahan dapat terjadi pada hidung, gusi, alat kemaluan, saat muntah darah dan buang air besar. 

Adapun masa inkubasi virus cukuo bervariasi setiap orang. Namun, umumnya gejala akan timbul 2-21 hari setelah terpapar virus marburg. 

Fatalnya, jika gejala tidak kunjung mereda hingga hari ke 8 dan 9 dapat berpotensi menyebabkan kematian akibat syok dan pendarahan yang terus menerus. 

Untuk diketahui, diagnosa penyakit marburg dilakukan hanya melalui pemeriksaan laboratorium. 

Adapun langkah pencegahan terpapar virus marburg yakni:
1. Mengurangi kontak dengan kelelawar buah pembawa virus marburg
2. Konsumsi daging yang sudah dimasak matang
3. Menghindari kontak dengan seorang yang terinfeksi
4. Bagi petugas kesehatan, terapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
5. Mencuci tangan secara rutin
6. Menunda perjalanan ke wilayah yang saat ini terjadi wabah.